WATULIMO
KONDANG, MAS BROW...
Oleh: Nanang M. Safa'
Kecamatan Watulimo merupakan salah satu kecamatan di
Kabupaten Trenggalek. Wilayah Kecamatan Watulimo sebagian besar terdiri dari
pegunungan dan lautan. Jarak tempuh dari kota kabupaten sekitar 45 km ke arah
Tenggara. Batas-batas wilayah Kecamatan Watulimo adalah: sebelah Barat
berbatasan dengan Kecamatan Munjungan, sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan
Kampak dan Gandusari, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tulungagung,
dan sebelah selatan adalah samudera Hindia.
Di bawah komando camat Watulimo Edy Santoso, Watulimo sedang
gencar mengkampanyekan program “Watulimo Kondang” yang telah dirilis melalui Forum
Grup Discussion (FGD) di aula kantor Kecamatan Watulimo pada hari Jum’at
(11 Januari 2019) lalu. Langkah nyata dari program ini telah diawali dengan
dilombakannya desain logo “Watulimo Kondang” bersamaan dengan momentum peringatan
HUT RI ke-74. Karya terbaik dari lomba desain logo ini akhirnya ditetapkan
menjadi logo “Watulimo Kondang”.
Apa Sich
Sebenarnya Program Watulimo Kondang Itu?
“Watulimo Kondang” merupakan program pemerintah Kecamatan
Watulimo untuk mengangkat berbagai potensi yang dimiliki Kecamatan Watulimo,
baik dari sisi Sumber Daya Alam (SDA) maupun Sumber Daya Manusia (SDM)nya. Jika
kita buka Kamus Bahasa Indonesia kata “kondang” mengandung arti terkenal atau
ternama. Namun sebenarnya kata “kondang” dalam program ini merupakan sebuah
akronim dari “KONdusif, AnDalan, dan Ngangeni”.
Kata “kondusif’” berarti keadaan yang tenang, tenteram, aman
dan nyaman sehingga mendukung aktifitas masing-masing orang sesuai dengan
kepentingannya yang bersifat positif. Kata “andalan” ketika merujuk pada
keadaan suatu tempat adalah kondisi yang dapat diandalkan, dapat dipercaya,
dapat dijadikan tumpuhan sehingga menjamin keberlangsungan aktifitas
masing-masing orang untuk bisa menggapai tujuannya dalam beraktifitas.
Sedangkan kata “ngangeni” berasal dari kata “kangen” yang bersinonim dengan
kata rindu yakni keadaan di mana seseorang merasa ingin kembali bertemu dengan
sesuatu (subyek maupun obyek) yang pernah dikenal atau dijumpainya. Jika kita
kangen atau rindu pada sesuatu tentu sesuatu itu memiliki keistimewaan atau
kelebihan (menurut si-perindu). Inilah yang ingin diwujudkan oleh pemerintah
Kecamatan Watulimo beberapa tahun ke depan.
Watulimo
Memiliki Semuanya
Kecamatan Watulimo ibarat surganya Kabupaten Trenggalek. Hal
ini juga diakui oleh orang luar wilayah Kecamatan Watulimo. Maka tidak heran
jika muncul sebuah intermezzo: “Jika saja Watulimo berdiri sebagai daerah
otonomi tentu akan mampu”. Sekali lagi ini hanyalah sebuah intermezzo
untuk menggambarkan bahwa Watulimo sebagai sebuah wilayah kecamatan memiliki
semua potensi yang bisa dimaksimalkan untuk mensejahterakan penduduknya. Tentu
saja jika dikelola dengan baik oleh SDM yang mumpuni, dengan didukung semua
pihak.
Dari sisi kondisi geografis misalnya, wilayah Kecamatan
Watulimo yang sebagian besar (60 %) merupakan wilayah hutan sangat berpotensi
menghasilkan beragam hasil pertanian dan perkebunan uggulan. Hasil hutan dan
perkebunan penduduk saat ini sudah cukup dikenal secara nasional bahkan sudah diekspor
ke luar negeri seperti: durian, salak, pisang, pete, jengkol, ketela, dan
cengkeh. Apalagi sejak era reformasi 1998 lalu, kawasan hutan di Kecamatan
Watulimo telah dijadikan hutan produksi oleh warga sekitar dengan sistem bagi
hasil dengan pihak Perhutani. Kecamatan Watulimo sebagaimana dirilis oleh Suryamalang.com
juga memiliki kawasan hutan durian unggulan terluas se-Asia. Kawasan perkebunan
durian ini berlokasi di Desa Sawahan Kecamatan Watulimo. Kawasan hutan ini
telah dicanangkan menjadi Kawasan International Durio Forestry oleh
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, pada tanggal 13 Mei 2016.
Dari sisi geografis, wilayah Kecamatan Watulimo memiliki
potensi wisata yang luar biasa. Dari deretan pantai hingga hutan/gunung, serta
goa. Jika kita runut dari sisi Timur hingga sisi Barat, di wilayah Kecamatan
Watulimo membentang deretan pantai, sambung-menyambung, mulai pantai Kapal,
pantai Kuteng, pantai Mutiara, pantai Simbaronce, pantai Karanggongso, pantai
Prigi, pantai Cengkrong, pantai Damas, dan pantai Tiluh. Pantai-pantai ini memiliki
keunikan dan exotisme masing-masing. Selain itu juga wisata air yakni
Banyu Nget dan Watulawang. Bahkan di
Watulimo ada goa yang merupakan goa terpangjang se-Asia yakni Goa Lowo yang
sungguh menawan. Selain itu masih ada Goa Ngerit dan goa-goa kecil yang
bertebaran di sepanjang pegunungan di Kecamatan Watulimo. Tentu masih banyak
potensi wisata yang belum tereksplorasi dengan baik karena keterbatasan
investasi.
Dari sisi hasil laut, Kecamatan Watulimo yang di sebelah Selatan
berbatasan langsung dengan samudera Hindia merupakan ladang subur bagi tumbuh
dan berkembangnya ikan. Ratusan perahu nelayan yang melaut pada musim ikan,
dalam semalam bisa menghasilkan berton-ton ikan segar dengan berbagai jenisnya.
Maka tidak heran jika pemerintah membangun Pelabuhan Penangkapan Ikan (PPI) –masyarakat
setempat menyebutnya Tempat Pelelangan Ikan (TPI)- terbesar di pantai selatan
Pulau Jawa. Di samping itu juga dibangun pabrik pengolahan tepung ikan yang
siap menampung hasil tangkapan nelayan yang melimpah sehingga melebihi
kebutuhan konsumsi masyarakat. Hasil tangkapan laut ini secara ekonomis tentu
saja menjadi salah satu andalan warga masyarakat Kecamatan Watulimo dalam
mencukupi kebutuhan hidupnya.
Dari sisi budaya, Kecamatan Watulimo juga memiliki andalan yang
bisa dijadikan komoditas pariwisata, yakni tradisi labuh laut yang disebut
Sembonyo. Tradisi ini adalah tradisi lokal yang rutin diadakan setahun sekali
pada bulan Selo dalam penanggalan Jawa. Tradisi ini tentu bisa mendatangkan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang cukup besar jika dikelola dengan baik. Arus
wisatawan yang berkunjung ke pantai Prigi bisa membludak 10x lipat dibandingkan
hari-hari libur biasa.
Itulah sebagian potensi andalan Kecamatan Watulimo yang ikut
dijadikan bidang garapan utama dalam program “Watulimo Kondang”.
Perlu
Bergerak Bersama
Program Watulimo Kondang adalah program jangka panjang.
Butuh kerja nyata dan kerja bersama antara pemerintah Kecamatan Watulimo dengan
seluruh elemen masyarakat Watulimo. Instansi pemerintah maupun swasta juga
harus dilibatkan di dalamnya. Dalam tataran konsep, program “Watulimo Kondang”
sudah sangat bagus dan membumi. Tinggal action dalam bentuk
langkah-langkah nyata yang rasional. Dukungan seluruh elemen masyarakat sangat
dibutuhkan. Pemerintah Kecamatan Watulimo jangan hanya berhenti sebagai inisiator,
namun juga harus menjadi motor utama. Program “Watulimo Kondang” harus
terus digaungkan dalam berbagai acara sampai ke desa-desa di seluruh wilayah
Kecamatan Watulimo. Seluruh warga masyarakat harus diberi pemahaman tentang
esensi dari program “Watulimo Kondang” agar mereka juga memiliki tanggung jawab
untuk bisa mewujudkannya.
Untuk menuju terwujudnya program ini diperlukan bangunan
karakter masyarakat yang kuat semisal budaya hidup bersih dan kesadaran untuk
menciptakan kondisi Watulimo yang aman dan nyaman, serta dirindukan. Warga
masyarakat juga harus dibangun pengertiannya bahwa keberhasilan program ini
akan ikut menjadikan masa depan anak cucu mereka ikut menikmatinya. Sebaliknya,
kegagalan dari program ini juga dapat mengancam masa depan anak cucu mereka.
Dengan adanya sinergitas seluruh elemen masyarakat inilah program “Watulimo
Kondang” tidak hanya menjadi slogan tapi benar-benar akan menjadi nyata. Dan
anak-anak kitapun akan bangga menjadi warga Watulimo karena “Watulimo
Kondang Mas Brow...!”@Safa
*Dimuat di majalah Sketsa, Vol. 005/Nopember/2019
*Dimuat di majalah Sketsa, Vol. 005/Nopember/2019
Baru tahu Pak Nanang setelah membaca artikel panjenengan.
BalasHapusTerima kasih