PENDIDIKAN - REMAJA - KELUARGA: Blended Learning di Era New Normal

17/02/2023

Blended Learning di Era New Normal

 

BLENDED LEARNING DI ERA NEW NORMAL

Oleh: Nanang M. Safa

 

Pandemi Corona (Covid-19) benar-benar telah memutarbalikkan segala tatanan kehidupan. Berbagai tananan yang selama ini sudah mapan dan menjadi kebiasaan menjadi amburadul dan kacau-balau. Bukan hanya yang bersifat anjuran, namun juga yang bersifat kewajiban. Rutinitas yang bagi sebagian besar orang sudah menjadi hal yang memberikan kenyamanan, terpaksa atau dipaksa untuk sementara ditiadakan, atau setidaknya butuh pola baru untuk bisa tetap dilaksanakan.

Covid-19 hingga hari ini belum juga dapat dipastikan kapan akan bisa ditaklukkan. Hari demi hari korban berjatuhan, terutama dari pihak garda paling depan (dokter dan perawat) yang setiap hari memang harus bersentuhan langsung dengan virus misterius ini. Prediksi demi prediksi terus dimentahkan dengan banyaknya kasus baru korban Covid-19. Rencana masuk kerja dan masuk sekolah berulang kali harus diundur dalam rentang waktu yang tidak pasti. Covid-19 benar-benar telah menguji rasa optimisme kita semua.

 

Era New Normal

Kita sekarang memasuki masa New Normal. Atau setidaknya kita dipaksa untuk memasuki masa New Normal. Masa new normal merupakan tatanan kehidupan baru yang tentu sedikit banyak berbeda dengan pola kehidupan sebelumnya yang sudah menjadi kebiasaan keseharian kita. Ada aturan baru yang harus dipatuhi sebagai bentuk ikhtiar bersama dalam mencegah meluasnya penyebaran Covid-19. Kita harus bisa beradaptasi dengan pola kehidupan baru tersebut. Banyak tantangan dan aturan-aturan baru yang harus kita ikuti dan patuhi. 

Jika dibandingkan dengan masa pandemi yang lalu, pola kehidupan New Normal memang sudah cukup longgar. Jika fase awal merebaknya Covid-19 hampir semua bidang pekerjaan harus dikerjakan di rumah (work from home), di masa New Normal sekarang boleh dikerjakan di tempat yang seharusnya, tentu dengan syarat-syarat dan aturan-aturan tertentu pula. Sekali lagi sebagai bentuk ikhtiar bersama. Transformasi budaya hidup baru di masa New Normal ini diharapkan dapat meminimalisir (baca: menekan) laju penyebaran Covid-19 dengan tidak harus mengganggu berbagai sektor kehidupan seperti pada masa normal. Jalannya roda kehidupan tetap bisa berjalan normal. Dalam tatanan hidup New Normal inilah tercermin optimisme untuk tetap bisa survive di tengah teror Covid-19.

 

Antara Daring dan Luring

Pola hidup New Normal merupakan konsep pola hidup yang diyakini bisa menjadi pola hidup terbaik yang bisa diterapkan di tengah penyebaran Covid-19 saat ini. Sekolah merupakan salah satu tempat berkumpulnya massa yang sangat dimungkinkan menjadi cluster baru penyebaran Covid-19. Maka untuk menghindari kemungkinan tersebut, sekolah mau tidak mau harus mengikuti aturan yang ditetapkan pemerintah. Dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran di masa New Normal ini, lazimnya sekolah menjalankan pola Dalam Jaringan (Daring) atau pembelajaran online dan pola Luar Jaringan (Luring) atau pembelajaran tatap muka.

Pola luring atau tatap muka dilakukan oleh sekolah-sekolah yang berada di zona hijau, tentu dengan syarat telah mendapatkan rekomendasi dari Tim Satgas Penanganan Covid-19. Itupun masih sangat terbatas yakni menggunakan sistem masuk secara bergantian untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan buruk yang tidak diinginkan. Sedangkan bagi sekolah-sekolah yang berada di zona merah tentu harus melaksanakan pembelajaran secara daring atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara online.

Pembelajaran dengan sistem daring maupun luring tentu masing-masing memiliki sisi positif dan negatif. Pembelajaran daring dalam pelaksanaannya tentu tidak seketat pembelajaran luring, baik dari sisi waktu, materi, metode, serta aturan-aturan lain yang harus diikuti dalam kegiatan pembelajaran luring atau tatap muka. Namun demikian, guru maupun siswa dituntut untuk menguasai Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai prasyarat utama dalam pembelajaran daring. Belum lagi syarat lain sebagai faktor pendukung seperti jaringan internat, paket data, serta fasilitas hp yang memadai.

Satu hal lagi kekurangan dari sistem daring adalah sisi pendidikannya, sebab biar bagaimanapun kehadiran seorang guru dalam proses pendidikan sangatlah penting dan tak bisa tergantikan. Jadi jelasnya pembelajaran dengan pola daring hanyalah sekedar kegiatan pembelajaran bukan kegiatan kependidikan. Maka untuk menyikapi hal ini, banyak sekolah di era new normal ini yang menyelenggarakan kegiatan pembelajaran dengan pola daring dan luring secara bervariasi yang dikenal dengan pola pembelajaran Blended Learning sebagai jawaban atas kegelisahan tersebut. Harapannya tentu selain materi pembelajaran tersampaikan, nilai-nilai pendidikan juga tidak terabaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar ya...