MENURUT ANDA MENULIS ITU MUDAH ATAU SULIT?
Oleh: Nanang M. Safa
Tema : Menulis Itu Mudah
Judul : Menurut Anda Menulis Itu Mudah atau Sulit?
Pertemuan ke : 9
Gelombang ke : 28
Nara Sumber : Prof. Dr. Ainun Naim
Moderator : Lely Suryani, S.Pd, SD
Writing is Easy?
Ketika pertanyaan ini disodorkan kepada Prof. Dr. Ainun Naim yang menjadi nara sumber di Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) PGRI pertemuan ke sembilan, beliau tidak secara tegas menyatakan bahwa menulis itu mudah. Lebih lanjut Dr. Ainun Naim mengajak peserta untuk menulis dengan satu cara yakni “menulis”. Ya, hanya itulah resep paling ampuh untuk menjadi seorang penulis.
Pertanyaan yang selalu muncul dari para penulis pemula yang merasa kesulitan ketika menulis adalah “Apa yang akan ditulis?” Dr. Ngainun Naim memberikan beberapa tips agar menulis itu tidak sulit.
Pertama, mulailah menulis hal-hal sederhana yang Anda alami. Pengalaman hidup sehari-hari merupakan sumber tulisan yang subur. Anda akan mudah menuliskannya. Anda tinggal menceritakan apa yang sudah Anda alami. Bukankah hal ini sudah sering Anda lakukan? Bukankah Anda biasa bercerita kepada teman Anda dan kepada orang-orang di sekitar Anda? Bukankah anda seringkali menulis di WhatsApp atau facebook? Itu adalah modal cukup bagus untuk melangkah ke dunia menulis. Anda tinggal memilih bagian mana yang ingin Anda ceritakan. Jangan takut ditertawakan. Jangan takut cerita Anda tidak menarik. Takutlah jika pengalaman hidup Anda menguap tanpa jejak karena tidak Anda abadikan dalam tulisan.
Kedua, jangan menulis sambil diedit. Mengedit tulisan seketika sama halnya dengan menghambat petualangan psikologis Anda dalam menulis. Menulis itu ya menulis. Keluarkan saja apa yang ada dalam pikiran Anda secara bebas. Biarkan pengembaraan imajinasi Anda menembus cakrawala. Berhentilah menulis jika memang apa yang ingin Anda tulis sudah habis. Selesai menulis langsung simpan di laptop Anda. Tunda dulu untuk membacanya, apalagi mengeditnya. Seperti ketika Anda membikin secangkir kopi, biarkan dulu mengendap. Jangan terburu-buru diseruput. Tunggu beberapa menit hingga aroma kopinya meresap barulah Anda cecap. Nikmat…
Carilah suasana psikologis yang berbeda. Jika Anda menulisnya di pagi hari, Anda bisa membacanya di sore hari. Cermati kata demi kata, kalimat demi kalimat. Tambahkan ide yang ada jika memang perlu ditambahkan. Jika ada typo, segera perbaiki. Ulangi lagi membacanya dua sampai tiga kali jika ingin mengunggahnya di blog. Tujuannya tak lain untuk meminimalisir kesalahan ketik maupun kekacauan redaksinya. Tidak usah terburu-buru. Sebab jika sudah terlanjur diunggah di blog, maka Anda harus siap menerima komentar, kritik, dan mungkin juga cemoohan. Namun jangan lantas Anda takut dengan itu semuanya. Tulisan Anda adalah jejak Anda. Asalkan tidak melanggar norma kepantasan maka menjadi hak Anda untuk mengunggahnya di blog Anda.
Ketiga, menulis tentang perjalanan. Ini juga jenis tulisan yang mudah dibuat. Anda tentu cukup sering melakukan perjalanan. Istilah kerennya dalam bahasa gaul sekarang adalah healing. Apapun yang Anda temui dan apa yang Anda lakukan bisa Anda ceritakan melalui tulisan. Hal ini tentu tidak akan sulit karena Anda tinggal mengingatnya lalu menuliskannya. Ada juga yang langsung menulisnya dalam perjalanan. Toch sekarang ada hp yang selalu menemani Anda kemanapun Anda pergi.
Keempat, menulis sedikit demi sedikit. Dr. Ainun Naim menyebutnya menulis dengan cara ngemil. Cukup satu atau dua paragraf saja. Namun harus setiap hari. Ya, setiap hari. Luangkan waktu Anda untuk menulis. Sekali lagi, jangan hanya menunggu waktu luang untuk menulis. Dan cara ini terbukti ampuh untuk merawat semangat menulis Anda. Penulis senior sekelas Dr. Ainun Naim pun melakukan cara ini untuk menjaga keisitiqamahannya dalam menulis.
Bukan saatnya lagi beralasan sibuk dan tidak ada kesempatan. Tidak ada orang yang tidak sibuk di dunia ini. Saya, Anda, mereka, semuanya memiliki rutinitas masing-masing. Semuanya tergantung bagaimana cara Anda untuk bisa membagi waktu Anda, termasuk untuk menulis. Kesibukan tidak bisa dijadikan alasan untuk tidak menulis. Jika Anda beralasan sibuk lalu tidak menulis, ketika waktu luang pun saya tidak yakin Anda akan mau menulis. Jadi kuncinya bagaimana Anda berkomitmen untuk menulis. Itu saja.
Banyak orang menganggap menulis itu susah dengan beragam alasan. Jika hal ini juga menghantui Anda, maka hal pertama yang harus Anda bangun adalah keyakinan bahwa menulis itu mudah. Rubah mindset Anda. Jangan banyak pertimbangan untuk mulai menulis. Jangan banyak mendengar mitos yang beredar di sekitar Anda. Tutup telinga rapat-rapat dan langsung tulis dan tulis.
Menulis memang membutuhkan keterampilan khusus. Apakah Anda termasuk orang yang merasa kesulitan ketika mau memulai menulis? Sudah ada gagasan di kepala Anda namun Anda tidak tahu bagaimana menuangkannya dalam tulisan. Hal ini biasanya karena persoalan psikologis. Takut jelek, takut salah, takut dicemooh, dan seterusnya. Lawanlah perasaan takut tak beralasan tersebut. Caranya ya dengan menulis. Sudahlah, tulis saja, tidak usah banyak mikir. Buku terbaru saya yang saya beri judul “Menulis Hal Berbau Remeh-Temeh” tak lain adalah kumpulan tulisan saya tentang beragam peristiwa yang saya alami, saya dengar, dan saya lihat dalam keseharian saya.
Mulailah dengan prolog sederhana sebagai pintu masuk ke dalam paragraf demi paragraf. Lawanlah rasa takut Anda dengan melakukan. Paksalah diri Anda untuk tidak takut menulis. Awalnya memang harus dipaksa. Tidak ada yang benar-benar mudah dalam hidup ini. Anda bisa naik sepeda awalnya juga harus berpayah-payah belajar. Jatuh bangun dan berdarah-darah. Namun lama kelamaan Anda seperti tak perlu lagi banyak persiapan untuk menaikinya. Semuanya menjadi serba otomatis dan alami. Tidak perlu mikir dan banyak perhitungan harus begini dan begitu. Bahkan tanpa rem sekalipun, Anda berani saja menaikinya. Namun biar bagaimanapun saya tidak menganjurkan Anda membahayakan diri Anda sendiri. Makanya, sebelum tulisan Anda diunggah di blog, baca terlebih dahulu. Hilangkan hal-hal yang berbau SARA, hindari fitnah dan hujatan daripada belum apa-apa Anda sudah berurusan dengan hukum.
Bagaimana, sekarang menurut Anda menulis itu mudah atau sulit?
Ok, tidak perlu dijawab terburu-buru. Sepertinya menulis itu memang mudah. Namun jangan lantas Anda terjebak dengan ego Anda. Musuh terbesar penulis adalah diri sendiri. Butuh perjuangan untuk bisa menaklukkannya. Saya juga mengalaminya. Seiring perjalanan waktu, saya bisa mengabaikannya. Pokoknya saya menulis saja. Kualitas itu akan meningkat seiring dengan banyaknya karya yang Anda hasilkan. Tentu juga harus belajar tanpa henti. Saya sampai sekarang juga masih terus belajar dan belajar terus. Googling, membaca, berdiskusi, merenung, dan yang pasti terus menulis. Anda tidak akan pernah mencapai puncak jika Anda berhenti sebelum sampai. Semua tidak ada yang instan.
Nah, silahkan sekarang Anda jawab, menulis itu mudah apa sulit?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan komentar ya...