PENDIDIKAN - REMAJA - KELUARGA: Menulis Antara Hobi dan Passion

16/01/2023

Menulis Antara Hobi dan Passion

MENULIS ANTARA HOBI DAN PASSION

Oleh: Nanang M. Safa

 

 

Tema               : Menjadikan Menulis Sebagai Passion

Judul               : Menulis Antara Hobi dan Passion

Pertemuan ke  : 2

Gelombang ke : 28

Nara Sumber   : Dra. Sri sugiastuti, M.Pd

Moderator       : Widya Setianingsih, S.Ag

 

Anda ingin menjadi seorang penulis? Apakah Anda benar-benar ingin menjadi seorang penulis?

Dua pertanyaan pembuka di atas sekilas sama saja. Namun sebenarnya jika Anda mau menganalisis lebih dalam, ada perbedaan strata dalam pemaknaannya.

Pertanyaan pertama adalah pertanyaan penjajagan yang umum didengar dan diucapkan. Pertanyaan kedua adalah pertanyaan yang bersifat pemantaban yang tujuannya untuk lebih meyakinkan jawaban dari pertanyaan pertama. Bukan sekedar ingin menjadi seorang penulis namun benar-benar ingin menjadi seorang penulis.

Begitupun dengan antara hobi dan passion. Hobi adalah sebuah kegiatan yang Anda lakukan di waktu senggang dengan tujuan untuk mendapatkan kesenangan. Sedangkan passion adalah hal yang ingin Anda kerjakan dengan sungguh-sungguh. Passion sering kali membutuhkan waktu yang lebih lama dan lebih banyak usaha. Passion tetap mewajibkan Anda untuk bekerja keras agar dapat meraih sebuah hasil. (https://glints.com/id/lowongan/perbedaan-passion-dan-hobi/).

Menulis membutuhkan tekad yang kuat. Tidak sekedar sambil lalu. Tidak pula sekedar pengisi waktu luang saja. Jika Anda benar-benar ingin menjadi seorang penulis maka Anda harus berani keluar dari zona nyaman. Maka jadikanlah menulis sebagai passion bukan sekedar hobi. Ketika Anda sudah menjadikan menulis sebagai passion, maka semangat Anda untuk menulis tidak akan pernah padam. Pada tahap ini menulis sudah menjadi suatu kebutuhan, bukan sekedar kesenangan apalagi beban. Jadi ketika belum menulis ada sesuatu yang kurang. Seperti orang yang kehausan maka belum akan hilang dahaganya jika belum, minum.

Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd yang akrab dipanggil Bu Kanjeng (Penulis, Ratu Antologi, Motivator, dan Founder PMA Literasi Istikamah) yang menjadi nara sumber hari ke-2 Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) PGRI Gelombang ke-28 memaparkan tentang keberhasilan para peserta yang berhasil menjadi penulis produktif berkat keberhasilannya merubah mindsetnya menjadi “Writing is My Passion”.

Bu Kanjeng sendiri merasa cukup terlambat terjun ke dunia kepenulisan. Maka dia menjadikan menulis sebagai bagian dari healing. Lo kok bisa? Apa sich hubungan antara menulis dengan healing?

Ketika pertanyaan ini disampaikan ke Bu Kanjeng, dia menjawab, sebagai manusia tentu tak pernah lepas dari masalah dari yang paling ringan hingga yang paling berat, dari yang sepele hingga yang rumit. Nah di sinilah Anda perlu healing. Menulis bisa menjadi salah satu solusi.

Untuk mengobati rasa penasaran saya akhirnya saya mencoba googling tentang makna kata healing. Dari beberapa hasil pencarian, intinya healing itu mengerucut pada cara penyembuhan diri terutama berhubungan dengan kesehatan mental. Jadi penekanan dari kata healing adalah penyembuhan secara psikologis yakni berkaitan dengan tekanan mental, perasaan, batin, dan pikiran. Nah, ternyata sangat nyambung dengan pernyataan Bu Kanjeng, menulis bisa menjadi solusi ampuh untuk merefresh diri dari perasaan stress akibat problematika hidup keseharian yang tak pernah ada jedanya.

Dengan menulis maka pikiran jadi tenang, masalah pun hilang. Lagipula jika tulisan Anda dibaca orang lain bisa menjadi pemberat amal Anda kelak di Yaumul Mizan kan. Tentu saja asalkan tulisan yang Anda bagi adalah tulisan yang bermanfaat, bukan hoax dan bukan sampah, apalagi sampai memicu kemaksiyatan dan kemungkaran, sebab tulisan semacam ini bukan menjadi solusi untuk menghilangkan masalah justru bisa mendatangkan masalah. Na’udzubillahi min dzalik…. Maka menulislah dengan cerdas. Bukan asal menulis, apalagi menyebar fitnah dan provokasi. Ide tulisan boleh remeh namun tulisan kita harus tetap berbobot dan mengandung manfaat.  

Anda tidak perlu khawatir dengan kepungan WhatsApp, YouTube, TikTok, Facebook, Instagram, Twiter, dan yang lain di era gadged seperti sekarang. Apa yang anda lakukan bukan hal yang sia-sia. Tulisan-tulisan Anda akan menemukan takdirnya sendiri. tulisan Anda akan menemukan pembacanya sendiri. Upaya lain yang bisa dilakukan untuk meminimalisir kepungan medsos adalah menggiatkan literasi di segala lini semisal mengadakan lomba menulis/membaca puisi, cerpen, opini, lomba blog, bahkan penulisan buku. Maka jelaslah sekarang bahwa jika Anda benar-benar ingin menjadi seorang penulis maka menulis itu jangan hanya sekedar dijadikan hobi namun jadikanlah menulis sebagai passion. Ingatlah! Tidak semua mimpi sekedar bunga, dengan rasa percaya diri, Anda akan bisa  mewujudkannya menjadi nyata.

2 komentar:

Silahkan komentar ya...