PENDIDIKAN - REMAJA - KELUARGA: Memodifikasi Karya Tulis Ilmiah Menjadi Buku

18/01/2023

Memodifikasi Karya Tulis Ilmiah Menjadi Buku

MEMODIFIKASI KARYA TULIS ILMIAH MENJADI BUKU

Oleh: Nanang M. Safa

 


Tema                           : Menulis Buku dari Karya Ilmiah

Judul                           : Dari Karya Ilmiah Menjadi Buku

Pertemuan ke              : 4
Gelombang ke             : 28

Nara Sumber               : Eko Daryono, S.Pd

Moderator                   : Nur Dwi Yanti, S.Pd

 

”Jangan biarkan mata pena Anda mengering menguap tak berarti”

 Rangkaian kata yang sangat inspiratif. Saya ajak Anda untuk memaksimalkan mata pena Anda untuk mencipta buku, bukan hanya satu buku tapi puluhan buku bahkan mungkin juga ratusan buku. Syaratnya hanya satu, jadikanlah menulis sebagai passion Anda, bukan sekedar hobi.

John Maxwell, menggambarkan passion sebagai “the fuel for will” atau bahan bakar untuk kemauan. Passion mengubah “keharusan” menjadi “kemauan”. Jadi ketika Anda sangat menginginkan sesuatu, tentu Anda akan menemukan tekad untuk melakukannya dan tidak akan berhenti hingga benar-benar dapat mencapainya. Jika Anda bisa menjadikan menulis sebagai passion anda, maka Anda sudah pasti akan memiliki komitmen dan konsistensi dalam menulis.

Mahkota seorang penulis adalah buku. Anda ingin memiliki banyak mahkota? Anda seharusnya yakin bisa mewujudkannya. Tolong Anda jawab pertanyaan saya, sudah berapa lama Anda tidak menengok rak buku Anda? Bukan sekedar menengok, Anda harus membongkar kembali koleksi buku Anda tersebut. Saya yakin di antara deretan buku tersebut ada karya Anda. Jika Anda kebetulan seorang guru, pasti Anda pernah membuat makalah atau laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Atau yang lebih pasti lagi Anda pasti masih menyimpan skripsi, tesis, atau disertasi Anda. Saya harap Anda tidak melupakan karya-karya bersejarah tersebut.

Dalam tulisan ini saya mengajak Anda untuk menyulap atau lebih tepatnya memodifikasi karya tulis ilmiah Anda tersebut menjadi sebuah naskah buku dan siap diterbitkan. Dengan diterbitkannya KTI Anda menjadi sebuah buku maka karya Anda akan lebih bermanfaat bagi banyak orang.

Okey, marilah kita belajar bersama kepada ahlinya.

Eko Daryono yang akrab disapa Mr. Yons yang menjadi nara sumber Kelas Menulis Belajar Nusantara (KMBN) PGRI Gelombang ke-28 adalah seorang nara sumber yang kaya pengalaman tentang cara memodifikasi –Mr. Yons menggunakan istilah mengonversi- KTI menjadi naskah buku yang siap diterbitkan.

Mengubah KTI menjadi buku sekilas teoristis dan membingungkan mengingat tidak ada standarisasi konversi KTI menjadi buku. Namun demikian, dari berbagai sumber terpercaya akhirnya mengerucut bahwa KTI bisa juga dimodifikasi menjadi buku.

KTI menurut Peraturan Kepala Lembaga Ilmi Pengetahuan Indonesia (LIPI) Nomor 2 Tahun 2014 ialah tulisan hasil penelitian dan pengembangan (litbang) dan/atau tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis yang dituangkan oleh perseorangan atau kelompok yang memenuhi kaidah ilmiah. Secara umum KTI dibagi menjadi dua yaitu KTI Buku dan KTI Non Buku.

KTI Buku terdiri dari buku bahan ajar bisa berupa diktat, modul, buku ajar, dan buku referensi; buku pengayaan berupa monografi, buku teks, buku pegangan, dan buku panduan; buku kompilasi berupa bunga rampai dan prosiding. Sedangkan buku KTI Non Buku antara lain KTI bidang akademis untuk mendapatkan gelar berupa tugas akhir, skripsi, tesis, dan disertasi; KTI hasil penelitian berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Penelitian Tindakan Sekolah (PTS), best practice, makalah, artikel, dan jurnal.

Dari sisi isi, tidak ada perbedaan yang substansial ketika KTI akan dimodifikasi menjadi buku sebab pada prinsipnya isi buku merupakan cerminan dari keseluruhan isi laporan KTI. Perbedaannya baru terlihat dari sisi gaya penulisannya di mana penulisan buku lebih bersifat fleksibel dan lugas tidak sekaku bahasa KTI. Begitu pula dengan sistematikanya, perlu adanya penyesuaian pada setiap babnya.

Langkah-langkah yang diambil dalam memodifikasi KTI menjadi buku:

Pertama: Memodifikasi judul. Judul KTI umumnya mengandung unsur variabel penelitian, objek penelitian, dan seting penelitian, baik tempat maupun waktu. Sedangkan judul buku tentu harus memiliki daya tarik dan daya jual, mudah diingat, dan tentu saja harus mencerminkan isi buku.

Kedua: Memodifikasi Bab I. PENDAHULUAN pada Bab I bisa tetap dipertahankan atau boleh diganti dengan kata PEMBUKA atau kata yang lebih menggambarkan kemenarikan buku dengan mengacu pada isi latar belakang dibumbui dengan fenomena kekinian dengan maksud agar pembaca menjadi tertarik untuk membaca keseluruhan isi buku. Secara struktural, buku juga tidak memerlukan lagi sub bab-sub bab yang terdiri dari rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian namun lebih berfokus pada latar belakang masalah.

Ketiga: Modifikasi Bab II. Susunan bab dan sub bab dirubah dalam gaya penulisan buku sehingga menjadi beberapa bab saja.

Keempat: Modifikasi Bab III. Substansi pada Bab III sebenarnya lebih terfokus pada metode, teknik pengumpulan data (instrumen) serta analisis data. Jika berupa PTK berisi langkah-langkah tindakannya. Ada beberapa alternatif yang dapat diterapkan dalam memodifikasi Bab III ini yakni dengan menghilangkan sama sekali Bab III lalu menginclude Bab III di Bab II atau menarasikan Bab III di awal pembahasan. Masud dari menghilangkan Bab III adalah menghilangkan keseluruhan isi Bab III sebab isi dari Bab III sebenarnya bisa tercakup dalam isi pembahasan. Sedangkan maksud dari menginclude Bab III adalah konsep pokok dari Bab III digabung dalam Bab II. Pada bagian ini memang perlu kecermatan dan kehati-hatian agar isi buku tetap selaras dengan isi laporan KTI.

Kelima: Modifikasi Bab IV. Bagian ini merupakan bagian inti isi buku. Bab IV tidak lagi menggunakan judul Hasil Penelitian dan Pembahasan, melainkan disesuaikan dengan konteks buku. Judul buku menjadi pilihan sebagai judul Bab IV. Pada Bab IV ini dapat dicantumkan tabel, grafik, foto-foto kegiatan maupun hasil penelitian yang menyatu dalam buku. Namun dalam penulisan buku, tidak lagi berisi data mentah seperti nilai dari setiap siswa berikut namanya, termasuk pencantuman foto pun hanya sekedar yang dibutuhkan sebagai pendukung.

Keenam: Modifikasi Bab V. Pada laporan hasil penelitian, Bab V biasanya diberi judul PENUTUP. Judul tersebut dapat dipertahankan hanya saja, isi bab tidak hanya simpulan dan rekomendasi (saran) saja, namun ditambahkan temuan yang terkait dengan hasil penelitian.

Ketujuh: Modifikasi Lampiran. Lampiran yang disertakan hanyalah instrumen penelitian atau data matang yang mendukung, bukan data-data mentah.

Selain ketujuh hal di atas, ketika Anda hendak mengonversi laporan KTI menjadi buku, Anda juga harus mengingat hal-hal berikut:

1.      Keaslian laporan hasil penelitian. Tindakan plagiasi sama sekali tidak dibenarkan dalam dunia perbukuan, terlebih karya seperti PTK kebanyakan tidak dicek keasliannya. Namun saat diterbitkan menjadi buku, maka Anda harus yakin betul bahwa karya yang akan Anda terbitkan memang orisinal karya Anda sendiri, bukan sekedar copy paste dari internet. Hati-hati, sekarang sudah ada generate machine untuk pengecekan plagiasinya.

2.      Menghindari kompilasi yang terlalu banyak. Cantumkan atau sertakan saja pendapat para ahli yang mendukung substansi ini, sisanya merupakan pengembangan analisis dari sudut pandang Anda sendiri sebagai penulis buku. Mengapa demikian? Ya, karena ketika anda menerbitkan buku dari hasil laporan KTI berarti secara otomatis Anda sedang menyuguhkan bahan pustaka kepada pembaca. Kegiatan sekedar copy paste pendapat asli para ahli perlu dihindari yakni dengan mengubah gaya penulisan kutipan. Cara ini dikenal dengan parafrase.

3.      Memilah dan memilih data yang akan dipublikasikan. Hanya data matang yang disajikan agar buku Anda berbobot dan tidak bombastis.

4.      Sebisa mungkin hindari pemakaian penanda transisi (peralihan dari situasi, tempat, tindakan, dan sebagainya ke tempat yang lain). Kata transisi merupakan kata yang menghubungkan antara kalimat atau antar paragraf satu dengan yang lainnya.  Termasuk di dalamnya penyebutan kata penelitian, peneliti, atau penulis.

5.      Hindari pengambilan sumber kutipan berantai atau pendapat yang kurang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

6.      Anda wajib menuliskan semua daftar pustaka yang dipakai sebagai rujukan dalam buku untuk mendukung keabsahan buku.

7.      Memperhatikan kaidah penyusunan buku ber-ISBN khususnya jika Anda menginginkan buku anda berlabel International Standard Book Number (ISBN). Buku ber-ISBN minimal terdiri dari 60 halaman.

Nah, itulah rambu-rambu serta hal-hal yang perlu Anda ketahui dan Anda lakukan ketika ingin memodifikasi laporan KTI Anda menjadi sebuah buku. Cukup rumit namun tidak sulit. Marilah kita bangun keyakinan bahwa semuanya bisa diatasi.

Pesan penutup dari Mr. Yons (Sang Pena Lereng Lawu), “Menulis itu adalah olah kata dengan rasa, karena menulis seperti berbicara dan teman bicaranya adalah hati. Kejujuran adalah hal yang utama”.

Ayo segera memulai!

 

 

2 komentar:

Silahkan komentar ya...