REMAJA SMART ITU...
REMAJA YANG TIDAK SUKA BERGAYA HIDUP KONSUMTIF
Oleh: Nanang M. Safa’
Hidup ini banyak godaan. Termasuk di dalamnya godaan bergaya hidup konsumtif. Gaya hidup konsumtif senada dengan gaya hidup materialistis, dan hedonistis.
Gaya hidup materialistis adalah gaya hidup seseorang yang memandang kebahagian atau pencapaian hanya dari sisi materi semata (https://www.alodokter.com/penyebab-anak-materialistis-dan-cara-mencegahnya). Kesuksesan hidup hanyalah diukur dengan banyaknya materi yang dimiliki. Orang materialistis kerap membeli barang, merasa iri akan kesuksesan orang lain, terus-terusan menginginkan barang baru, kadang sampai memicu rasa serakah (https://beritagar.id/artikel/gaya-hidup/sifat-materialistis-dipicu-rasa-insecure).
Sedangkan hedonisme diartikan sebagai sebuah cara pandang yang menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia dengan mencari kesenangan sebanyak mungkin. Kesenangan tersebut bisa didapatkan melalui berbagai cara, seperti menikmati hiburan, memiliki harta, dan sebagainya. (https://www.cermati.com/artikel/mengenal-hedonisme-gaya-hidup-konsumtif-yang-bisa-bikin-keuangan-merana). Seorang hedonis adalah orang yang suka foya-foya, pesta-pesta, dan hura-hura.
Remaja yang mengikuti pola hidup konsumtif berarti dia kurang bisa menyeimbangkan antara pemasukan dan pengeluaran, antara kebutuhan dan keinginan. Pada akhirnya dia tidak menyadari bahwa telah terjadi “besar pasak daripada tiang”. Ibarat sebuah bangunan pasti akan ambruk. Dililit hutang sana-sini, dikejar tagihan sana-sini. Sungguh hidup yang dramatis dan penuh kesengsaraan.
Hidup ini memang harus dimanage dengan baik. Termasuk harus bisa menyeimbangkan antara pendapatan dan pengeluaran, antara kebutuhan dan keinginan. Hidup ini memang harus berhemat. Hidup hemat bukan berarti pelit. Hidup hemat adalah hidup yang dijalani sesuai porsi yang seharusnya. Bukan semau-maunya tanpa memikirkan akibatnya. Sedangkan hidup pelit adalah hidup yang selalu penuh hitung-hitungan untung rugi. Hingga kadang untuk kebutuhan hidupnya sendiripun dia akan merasa enggan untuk membelanjakan uangnya. Apalagi untuk membantu orang lain.
Remaja yang bergaya hidup konsumtif barangkali saja ingin kelihatan wah, jaga image, demi gengsi, ingin dikagumi, atau bisa juga karena hobi. Apapun yang mendorong seorang remaja mengikuti gaya hidup konsumtif tetap saja tidak baik.
Seorang remaja yang mengikuti pola hidup konsumtif sama artinya dia tidak bisa mengukur kemampuan dirinya. Dan ini tentu bukan cerminan remaja smart yang sesungguhnya.
Remaja smart akan berfikir berulang kali ketika akan membelanjakan uangnya. Jika memang belum dianggap perlu untuk membeli sesuatu, dia akan mengambil jalan bijak untuk menabungnya. Menabung untuk keperluan lain jauh lebih penting daripada menuruti nafsu konsumtifnya. Namun demikian, bukan berarti dia menjadi remaja yang pelit, tidak memiliki rasa empati terhadap penderitaan orang lain, atau malah menyiksa diri menjadi bahan hinaan teman-teman sebanyanya karena penampilannya yang dekil, lusuh dan tidak berkharisma.
Dengan hidup hemat, remaja smart justru bisa beradaptasi di tengah-tengah komunitasnya. Dia tidak bergaya sok wah dengan penampilannya yang glamor padahal itu semua hanyalah kamuflase dan kepalsuan, indah di bungkusnya tapi rapuh di dalamnya.
Dengan gaya hidup sederhananya, remaja smart justru akan mendulang simpati dari teman-teman remajanya. Sederhana namun tetap elegan. Itulah yang akan membuat teman-teman remajanya menghargainya sebagai remaja smart yang sesungguhnya.
Ayo! Tunjukkan jati dirimu sebagai remaja smart dengan menghindari gaya hidup konsumtif, materialistis, dan hedonistis.
Remaja Smart itu remaja yang bisa menjaga pandangannya dan bisa mengendalikan hawa nafsunya
BalasHapusLike pkoknya
BalasHapusKeren pak...👍👍
BalasHapus