PENDIDIKAN - REMAJA - KELUARGA: Remaja Smart Itu... Remaja yang Bisa Menghargai Pemberian Orang Tuanya

08/02/2021

Remaja Smart Itu... Remaja yang Bisa Menghargai Pemberian Orang Tuanya

 



REMAJA SMART ITU...

REMAJA YANG BISA MENGHARGAI PEMBERIAN ORANG TUANYA

Oleh: Nanang M. Safa'

 

Orang tuamu telah memberikan banyak hal untukmu. Segala pemberian orang tuamu itu merupakan hasil tetesan keringat dan perasan tenaga mereka. Tanpa kenal lelah, kedua orang tuamu bekerja banting tulang, berangkat habis subuh pulang habis petang. Tak jarang juga malamnya masih digunakan untuk menyelesaikan tambahan pekerjaan. Semuanya hanya untuk mencukupi nafkah kebutuhanmu. Segala daya dan kemampuan mereka kerahkan hanya demi kamu anak-anaknya, agar bisa hidup senang.

Seringkali secara sadar maupun tidak sadar, begitu entengnya kamu mengajukan permintaan kepada orang tuamu. Tanpa pikir panjang kamu sering meminta barang-barang yang mestinya belum begitu kamu butuhkan. Minta ini minta itu dan harus segera dipenuhi, tanpa mau perduli keadaan orang tuamu sudah sepayah apa.

Di sisi lain, orang tuamu harus benar-benar cermat membelanjakan uang hasil jerih payahnya agar kebutuhan keluarga tetap bisa terpenuhi tanpa harus hutang sana hutang sini.

Namun ketika mendengar rengekan anak-anaknya, banyak orang tua menjadi tidak tega dan akhirnya harus mengalahkan kebutuhan lain yang mestinya lebih penting. Bagi kebanyakan orang tua, senyum ceria dan celoteh  manja anak-anaknya adalah sebuah kebahagiaan tak terhingga biarpun untuk mendapatkan itu mereka harus mengorbankan sisi kebahagiaan yang lain.

Namun sayangnya, kebanyakan dari kamu, para remaja, pemberian orang tua sering dianggap hal biasa dan tidak berharga.

Kamu pasti sering melihat tingkah teman-teman remajamu yang dengan seenaknya mencorat-coret baju pemberian orang tuanya. Ada juga yang memakai sepatu dengan tidak semestinya, semisal menginjak bagian belakang seperti memakai sandal. Ada juga yang seenaknya menyobek-nyobek buku tulisnya hanya untuk mainan yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran. Paket data yang mestinya dipakai untuk fasilitas belajar online, digunakan untuk ngegame seharian. Giliran harus mengerjakan tugas dari guru, paket datanya sudah habis.

Sekilas perbuatan demikian itu memang sederhana dan tidak ada salahnya. Namun pernahkah kamu berfikir bahwa tindakanmu itu bisa melukai perasaan orang tuamu? Bukankah hal ini mencerminkan kurangnya sikap penghargaan kamu terhadap hasil jerih payah orang tuamu?

Jika kamu memang pernah melakukan hal seperti itu, sudah saatnya untuk menghentikannya. Hargailah pemberian sekecil apapun dari orang tuamu agar mereka tidak terlukai perasaannya. Bukankah dalam agama kita, sekedar berkata “Ah!” saja sebisa mungkin kita hindari? Apalagi jika sampai membuat mereka kecewa dan terlukai perasaannya.

Toch untuk menghindari hal-hal semisal yang saya tulis di atas bukan hal yang berat dan butuh keterampilan khusus. Biarkan bajumu sesuai warna aslinya. Pakailah sepatumu menurut yang seharusnya. Gunakanlah buku tulismu sesuai fungsinya. Manfaatkanlah paket datamu sesuai peruntukannya. Dan seterusnya. Di mana coba sulitnya?

Nah, sekarang tinggal membangun kesadaran diri untuk lebih berhati-hati memperlakukan apapun pemberian orang tuamu (juga pemberian orang lain tentunya). Ingatlah bahwa pada setiap benda yang diberikan orang tuamu, tersimpan tetesan keringat dan nafas mereka. Dengan mengingat ini maka niscaya kamu akan lebih bijak dalam menggunakan sekecil apapun pemberian orang tuamu. Dan lihatlah senyum kebanggaan pada wajah orang tuamu dengan sikap smartmu itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar ya...