MEMUNGUTI IDE YANG BERSERAKAN
Oleh: Nanang M. Safa'
Ide atau inspirasi adalah bahan baku untuk dijadikan tulisan. Banyak orang yang merasa kesulitan untuk menulis dengan dalih tidak mendapatkan ide atau inspirasi yang bisa dijadikan tulisan. Saya seringkali menyampaikan, ini adalah dalih untuk tidak menulis. Jika Anda masih beralasan seperti itu berarti Anda belum sungguh-sungguh ingin menulis. Jika Anda ingin benar-benar menulis, kemacetan ide yang Anda jadikan alasan itupun bisa menjadi ide bagus untuk menulis. Coba cerna kembali pernyataan saya ini. Tapi maaf, ini hanya untuk Anda yang benar-benar bingung.
Agus Sampurno, Master Triner Sertifikasi BNSP yang sekaligus Education Specialis dan Ketua Yayasan Pendidikan Sorowako Sulawesi Selatan yang menjadi nara sumber hari ke-14 pada Pelatihan Menulis PGRI mengemukakan bahwa menulis itu berarti mengasah pikiran. Kata mengasah di sini berarti Anda harus bisa menyingkirkan hal-hal yang membuat tulisan Anda kurang tajam. Caranya dengan menempatkan proses mencari ide sama pentingnya dengan proses menulis itu sendiri.
Pada postingan saya kali ini saya sengaja mengambil judul yang murah meriah “Memunguti Ide yang Berserakan”. Ya, dan saya ingin mengajak Anda untuk ikut memunguti ide itu karena jika saya sendirian yang memunguti ide berserakan itu, saya takut akan menjadi orang tamak karena saking banyaknya. Saya pasti juga tidak akan sanggup menghabiskannya biarpun sehari semalam saya mematut diri di depan laptop saya.
Ide Menulis Itu Memang Berserakan
Kok begitu pede-nya sich saya mengatakan bahwa ide yang bisa jadikan bahan tulisan itu berserakan?
Lihatlah diri Anda lebih dulu. Dari bangun tidur hingga menjelang tidur lagi pasti banyak hal yang Anda pikirkan dan Anda lakukan. Ketika mau mengawali kegiatan pagi, Anda sudah disuguhi ide bagaimana memulainya, apa yang akan Anda lakukan, apa yang perlu Anda siapkan untuk kegiatan itu, apa hambatan yang Anda temukan ketika melakukan kegiatan, serta seberapa hasil yang Anda dapatkan dari kegiatan Anda. Ini baru dari satu kegiatan saja. Padahal berapa banyak kegiatan yang Anda lakukan dalam sehari? Nah, berarti ide yang akan Anda dapatkan juga akan semakin banyak kan?
Okey... selanjutnya saya ajak Anda untuk memunguti ide dari hal sepele yang Anda lakukan satu hari saja.
Saya yakin dalam satu hari satu malam, Anda pasti menghabiskan beberapa menit waktu Anda untuk aktifitas belakang, yakni kegiatan di kamar mandi. Nah lo! Terdengar jorok? Maaf, tapi memang itulah faktanya. Dan kegiatan ini juga menjadi sumber ide yang tak habis-habis. Anda juga pasti pernah mendapatkan banyak ide yang bisa Anda tulis namun karena Anda belum berminat menjadi seorang penulis, sekian banyak ide itu Anda abaikan begitu saja bersama menguapnya bau water close (wc).
Maka jangan heran, dulu sebelum eranya gadged, banyak penulis senior membawa catatan kecil dan bolpoin ketika mau buang hajat di wc. Mereka tahu betul bahwa kegiatan yang akan dilakukannya tersebut bisa menjadi sumber ide yang keren.
Woody Allen seorang aktor, penulis, serta sutradara yang sering dikenal dengan kutipan-kutipan menariknya mengaku sering mendapatkan ide hebat ketika dia sedang mandi. Berlama-lama di bawah guyuran air dari shower diakui Allen bisa membuat pikirannya lebih encer dan bisa menghasilkan ide-ide cemerlang (https://www.merdeka.com/gaya/6-tokoh-terkenal-ini-cari-ide-di-tempat-unik.html).
Sebuah penelitian ilmiah yang dilakukan oleh Scientific American juga menyimpulkan bahwa inspirasi akan datang justru ketika Anda membiarkan pikiran Anda dibiarkan mengembara. Dan saat-saat seperti itu seringkali muncul ketika Anda sedang berada di kamar mandi. Semisal awalnya Anda hanya melihat spon. Dari melihat spon itulah bisa saja pikiran Anda mengembara dan bertransformasi menjadi ide-ide unik. Pemikiran terbaik bisa muncul justru ketika Anda tidak sedang berfikir. (https://republika.co.id/berita/gaya-hidup/trend/16/05/03/o6lzfo284-sering-dapat-inspirasi-di-kamar-mandi-ini-pemicunya).
Marilah sekarang pengumpulan idenya kita lanjutkan. Selain kegiatan bertema duniawi, pasti Anda juga melakukan kegiatan bertema ukhrowi yakni shalat. Dari kegiatan berlabel ibadah mahzah inipun, Anda akan bisa mengumpulkan ide yang berserakan. Semisal tentang perbandingan waktu berapa jam waktu yang Anda habiskan untuk mengejar dunia dan berapa menit waktu yang Anda gunakan untuk mengumpulkan tabungan akherat. Nah lo... Sungguh tidak sebanding kan? Juga ide tentang sejauh mana Anda telah ikhlas menyisihkan waktu untuk menghadap Sang Pencipta. Atau seberapa yakinnya Anda terhadap diterimanya shalat Anda. Hal ini menyangkut syarat sah serta rukun dan amalan-amalan sunah yang lain. Ternyata dari sisi inipun, berserakan ide yang bisa kita kumpulkan untuk dijadikan bahan tulisan.
Nah, setelah Anda cukup lelah beraktifitas seharian penuh, Anda tentu memerlukan istirahat sebagai bentuk pemenuhan hak fisik Anda. Bentuk istirahat paling total adalah tidur. Uf! Anda jangan terburu-buru menganggap bahwa ketika berangkat tidur berarti sumber inspirasi sudah habis, ikutan rehat. Justru di sinilah pengembaraan baru sedang dimulai. Pikiran Anda akan kembali liar, dan menemukan hal-hal unik yang sebelumnya Anda lupakan sama sekali karena kesibukan Anda beraktifitas.
Anda pasti juga pernah merasakan ketika Anda dipaksa mengingat dan memikirkan sesuatu yang sebenarnya tidak ingin Anda ingat dan tidak ingin Anda pikirkan. Lalu ingatan itu sambung-menyambung seperti gulungan tali yang tak ada ujung pangkalnya. Anda berusaha mati-matian mengakhirinya dan ingin segera menikmati tidur nyenyak Anda. Namun semakin Anda ingin mengakhirinya justru semakin Anda dipaksa mengingat dan memikirkannya. Jika Anda benar-benar berniat menulis, rangkaian ingatan dan pemikiran menjelang tidur ini tentu akan menjadi tumpukan ide yang bisa melahirkan segudang tulisan.
Dan jikapun Anda bisa tidur nyenyak, Anda masih bisa mengumpulkan ide dari mimpi-mimpi Anda. Mimpi adalah dunia tanpa batas. Anda bisa mengembara ke alam makrokosmos yang sulit Anda tembus di alam sadar Anda. Itulah yang disebut mimpi. Dari mimpi bisa menjadi fiksi. Dari mimpi bisa menjadi puisi. Dan dari mimpi bisa juga menjadi cerita inspirasi.
Bagaimana? Apakah sekarang Anda masih memiliki cukup alasan untuk mengatakan bahwa Anda kekeringan ide untuk Anda tulis? Silahkan Anda lanjutkan sendiri perjalanan memunguti ide yang berserakan itu. Saya kira saya juga harus melanjutkan perjalanan saya sendiri.
Selamat mengembara di dunia ide.
Pada saatnya kelak saya berharap kita bisa bertemu kembali di dunia buku.
Mohon ikutan mungut ide" yg berserakan ya Pak Guru...
BalasHapusHayo...!
HapusHayo...!
HapusMantap Sekali Tulisannya Pak,saya laju minder dg tulisan sendiri
BalasHapus