PENDIDIKAN - REMAJA - KELUARGA: Remaja Smart Itu... Remaja yang Berani Mengakui Kesalahan

04/02/2021

Remaja Smart Itu... Remaja yang Berani Mengakui Kesalahan


REMAJA SMART ITU...

REMAJA YANG BERANI MENGAKUI KESALAHAN

Oleh: Nanang M. Safa'

 

Tiada manusia yang tak pernah melakukan kesalahan. Kesalahan itu bisa lewat lisan (ucapan), bisa lewat sikap maupun lewat perbuatan. Kesalahan yang kita lakukan ada kalanya kita sengaja, ada kalanya tidak kita sengaja.

Kesalahan yang kita sengaja bisa disebabkan beberapa faktor yakni emosi, iri, dendam, kebencian, antipati. Atau hanya karena perbedaan pandangan dan perbedaan pendapat. Atau bisa juga hanya karena hasutan orang lain yang tidak mampu kita kelola dengan baik. Kesalahan disengaja ini seringkali pula mendatangkan sikap dan perilaku lanjutan yang lebih berbahaya jika tidak segera dikendalikan yakni pertengkaran, permusuhan, dan pertikaian.

Sedangkan kesalahan yang tidak kita sengaja kebanyakan bersifat spontan, bahkan dalam keadaan santai dan normal sekalipun, ketika sedang mengobrol dan bermain bersama teman sekelompok misalnya, tanpa kita sadari kita telah melakukan kesalahan ini.

Kok bisa?

Seringkali ucapan, sikap, dan perilaku kita menurut kita biasa-biasa saja, namun ternyata bagi orang lain, ucapan, sikap, dan perilaku kita tersebut menyinggung perasaan atau menimbulkan ketidaknyamanan.

Kedua kesalahan yang kita lakukan yakni kesalahan yang kita sengaja dan kesalahan yang tidak kita sengaja ini, tentu membawa konsekuensi sama yakni menimbulkan rasa tidak suka orang lain terhadap kita, setidaknya bisa mengurangi respect mereka terhadap kita. Jika perasaan ini terakumulasi akibat kesalahan yang kita ulang-ulang, maka pada akhirnya bisa memunculkan kebencian dan dendam.

Kesalahan yang disengaja tentunya lebih mudah untuk dideteksi karena memang kita secara sadar melakukannya, boleh dikatakan kesalahan yang kita lakukan tersebut telah terkonsep atau terencana.

Beda dengan kesalahan yang tidak disengaja, tentunya lebih sulit untuk mengidentifikasinya karena kita melakukannya tanpa konsep dan tanpa rencana (spontan) saja. Dalam hal ini butuh sensitifitas lebih untuk bisa menyadarinya bahwa ucapan kita, sikap kita, dan perbuatan kita telah membuat orang lain tersinggung dan tidak nyaman. Untuk jenis kesalahan tanpa disengaja ini, kebanyakan dari kita baru menyadarinya ketika ada orang lain yang menginformasikan atau mengingatkan kita. Itupun masih harus ditambah satu syarat yakni kita sebagai orang yang diingatkan bisa menerima peringatan tersebut.

Bagi remaja smart, peringatan yang diberikan orang lain kepadanya tentang kesalahan yang telah dilakukan merupakan bentuk kepedulian orang lain terhadapnya. Dengan demikian, peringatan tersebut akan direspon dengan positif dan akan segera ditindaklanjuti dengan aksi nyata, yakni permintaan maaf kepada orang yang telah terlukai tanpa sengaja tersebut.

Sedangkan terhadap kesalahan yang disengaja, maka dengan lapang dada dan sesegera mungkin permintaan maaf itu disampaikannya. Bagi sebagian orang, ucapan permintaan maaf itu merupakan hal berat yang harus diucapkan/dilakukan. Apalagi jika seseorang sudah terlanjur dikuasai sifat tinggi hati (takabur), acapkali membuat seseorang gengsi untuk mengakui kesalahannya. Sifat takabur memang tidak bisa dihilangkan dari sifat dasar kemanusiaan kita, namun bagi remaja smart sifat takabur itu akan dikelola sedemikian rupa sehingga tidak sampai menghalanginya untuk menjadi orang yang ringan mengucapkan permintaan maaf dan memberikan maaf.

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar ya...