PENDIDIKAN - REMAJA - KELUARGA: Ikhtiar, Do'a, dan Tawakkal, Inilah Kunci Suksesmu

26/06/2020

Ikhtiar, Do'a, dan Tawakkal, Inilah Kunci Suksesmu

IKHTIAR, DO’A DAN TAWAKKAL, INILAH KUNCI SUKSESMU

Oleh: Nanang M. Safa'

 

Islam mengajarkan kepada pengikutnya untuk tidak gampang menyerah. Bahkan usaha itu seharusnya dilakukan secara terus-menerus tanpa kenal lelah. hal ini sebagaimana tercermin pada ayat ke-8 surah al Insyirah yang artinya: “Maka apabila kamu telah menyelesaikan suatu urusan segeralah menyelesaikan urusan yang lain”. Penegasan dari ayat ini adalah kita hendaknya tidak cepat merasa puas ketika telah dapat menyelesaikan suatu urusan atau pekerjaan. Tubuh butuh istirahat untuk menghilangkan kepenatan. Pikiran butuh enjoy untuk memunculkan energi dan semangat baru. Secukupnya saja, jangan berlebihan. Masing-masing orang tentu punya ukuran sendiri tentang rumusan kata cukup itu, tidak bisa distandarkan. Bagi yang punya fisik dan psikis yang prima, tentu hanya cukup istirahat beberapa menit saja untuk mengembalikannya pada kondisi semula. Namun bagi yang punya keterbatasan fisik dan psikis, tentu butuh waktu lebih banyak untuk mengembalikan kebugarannya.

 

Sukses dan Gagal itu Selalu Beriringan

Optimisme sangat diperlukan bagi setiap usaha. Rasa optimis bisa memompa semangat untuk bisa menggapai harapan dan cita-cita. Optimisme jangan sampai kendur, sebab jika rasa optimis sampai kendur maka yang ada adalah kalah sebelum bertanding. Dan akibat lanjutannya adalah berputus asa. Orang yang diliputi keputusasaan tentu saja tidak akan dapat memaksimalkan potensi yang ada. Dan akhirnya ia akan benar-benar gagal, karena memang itulah yang diinginkan dan diangankan. Sebaliknya, optimisme jangan pula berlebihan. Rasa optimis yang berlebihan akan memunculkan keangkuhan yang justru akan melenakan. Terlena berarti juga sama-sama gagal. Terlena akan membuat kita ke-pede-an. Sikap terlalu percaya diri inilah yang membuat kita meremehkan kompetitor kita. Jadi wajar-wajar sajalah.

Hasil akhir dari setiap usaha adalah kenyataan. Kesuksesan dan kegagalan merupakan dua sisi yang saling beriringan. Kenyataan dari usaha kita adalah jika tidak berhasil berarti gagal, jika tidak gagal berarti berhasil. Kedua kenyataan ini sama-sama membawa dampak psikologis baik secara langsung pada si subyek, maupun secara tidak langsung (pada orang-orang yang menaruh harapan pada si subyek). Jika kenyataan yang terpampang adalah keberhasilan, tentu akan berdampak positif bagi semuanya. Hal ini tentulah tidak terlalu banyak membutuhkan kesiapan mental. Namun sebaliknya, ketika kenyataan yang terpampang adalah kegagalan, tentu akan berdampak negatif. Inilah yang membutuhkan kesiapan mental lebih untuk bisa mengelolanya. Orang gagal kerap menghadapi penghinaan dan marah pada diri sendiri maupun orang lain (Wayne W. Dyer, 2007:84). Rasa malu, penyesalan, merasa tidak mampu dan tak berdaya, merasa bodoh, atau bahkan yang lebih membahayakan jika muncul suuzon (berburuk sangka) dengan menyalahkan orang lain sebagai penyebab kegagalannya yang pada akhirnya bisa memunculkan rasa dendam dan sakit hati. Semua ini adalah akibat dari kegagalan yang tidak bisa dimanage dengan baik.

 

Ikhtiar, Do’a dan Tawakal

Iktiar adalah upaya tak kenal lelah untuk bisa menggapai apa yang diinginkan. Iktiar itu merupakan prasyarat untuk bisa meraih sukses. Ikhtiar melibatkan totalitas lahir dan batin. Maka perlu rencana matang untuk melakukan iktiar tersebut agar bisa fokus pada tujuan. Di akhir rencana tersebut harus ditetapkan target. Target yang baik adalah target yang terstandar dalam ukuran waktu, biaya, tenaga, kemampuan, skill, serta semua potensi yang bisa dijadikan media dalam mencapai tujuan. Dalam ukuran normal, ikhtiar tetap harus mengacu pada rencana. Namun dalam situasi dan kondisi tertentu (abnormal), iktiar bisa saja berubah dari rencana awal. Di sinilah dibutuhkan kecerdasan. Orang yang cerdas tentu tidak gampang gamang dan bingung ketika menghadapi keadaan darurat. Orang cerdas selalu punya rencana “B” ketika rencana “A” gagal, dan selalu punya rencana “C” ketika rencana “B” gagal. Demikian seterusnya. Pepatah bijak menyatakan: “Banyak jalan menuju Roma”.

Iktiar adalah hak penuh manusia sebagai subyek. Selanjutnya perlu diingat bahwa di luar subyek ada Sang Maha Penentu, adalah Tuhan. Sepintar apapun manusianya, tentu masih punya keterbatasan juga. Sebagus apapun rencana yang telah disusun, tentu masih ada sisi kelemahannya. Secermat apapun perhitungan yang telah dibuat, tentu masih ada celah keteledoran. Dan seterusnya. Manusia dikaruniai otak yang tidak bisa ditandingi oleh produk teknologi secanggih apapun. Namun sebagai makhluk tentu manusia punya banyak kelemahan. Bahkan Rasulullah Muhammad SAW telah memaklumatkan bahwa manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Inilah sisi lemah manusia. Maka ALLAH sebagai Sang Maha Pengasih dan Maha Penyayang telah memberikan resep ampuh kepada manusia untuk menutupi sisi kelemahannya tersebut, adalah dengan cara berdo’a. Mengapa harus berdo’a? Sebab do’a dapat mengalirkan energi positif yang dahsyat sehingga dapat membuka kebuntuan jalan yang menurut ukuran normal tidak bisa lagi ditembus oleh kemampuan manusia akibat keterbatasan dan kelemahannya.

Masih ada satu kunci yang perlu kita genggam kuat-kuat, yakni bertawakal. Tawakal adalah penyerahan diri sepenuhnya kepada Sang Khalik atas upaya-upaya yang telah dilakukan dalam mencapai suatu tujuan. Penyerahan diri bukan berarti berputus asa. Penyerahan diri merupakan bagian terakhir dari serangkaian program menggapai tujuan. Tawakal dilakukan pada jeda masa tunggu terhadap hasil dari ikhtiar dan do’a tersebut. Tawakal merupakan puncak dari keseluruhan rencana.

Maka tiga hal inilah kunci dari kesuksesan itu, “Ikhtitar, do’a, dan tawakal”. Bukankah kata bijak menyatakan bahwa kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda? Bukankah masih ada kesempatan lain untuk bisa menebus kegagalan itu? Bukankah pengalaman adalah guru terbaik? Jadi jangan sampai menganggap “dunia sudah kiamat” hanya gara-gara kegagalan itu.@

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar ya...