IDOLA SEBENAR-BENARNYA IDOLA
Oleh: Nanang M. Safa'
Istilah idola pasti sudah tidak asing lagi di telinga kita. Ketika mendengar kata idola pasti ingatan kita akan mengarah pada seseorang yang kita kagumi, seseorang yang kita jadikan tokoh panutan, seseorang yang selalu kita jadikan cermin dan ingin selalu kita tiru dalam kehidupan sehari-hari baik dalam bergaul, dalam berpakaian, dalam bergaya, dalam bersikap dan berperilaku. Pokoknya dalam segala hal kita pengennya seperti orang yang kita idolakan tersebut.
Siapakah Idolamu?
Ketika kita ditanya tentang “siapa idolamu?” pasti jawaban kita akan beragam sesuai kesan yang tertinggal di memori kita masing-masing terhadap seseorang yang mungkin saja telah membuat kita merasa “pantas” untuk mengidolakannya. Barangkali diantara kita ada yang mengidolakan guru kita, mengidolakan orang tua kita, atau bahkan paling sering mengidolakan para artis. Atau ada juga yang mengidolakan tokoh-tokoh fiktif semacam Batman, Superman atau Spiderman. Nah, lo... Siapapun mereka, tentu itu hak kita, tidak ada undang-undang yang melarang seseorang mengidolakan orang lain. Tapi, tunggu dulu! Masih ada pertanyaan lanjutan.
Mengapa Kamu Mengidolakannya?
Jawaban dari pertanyaan lanjutan ini tentu lebih butuh pemikiran dan perenungan mendalam daripada pertanyaan pertama tadi. Kita mengidolakan orang lain tentu karena ada latar belakang sejarahnya atau karena ada sebab dan alasannya. Kalau cuma menjawab asal-asalan, semisal “La temanku juga mengidolakan dia kok!” itu sich jawaban anak-anak PAUD yang memang masih suka ikut-ikutan saja. Atau mungkin kita akan menjawab “Suka-suka saya dong...!” kalau jawaban model begini sich jawaban orang tidak punya prinsip dan tak punya pendirian. Padahal kita sebagai orang berpendidikan tentu tidak suka dibilang orang yang tak punya prinsip dan tak punya pendirian alias seperti buih yang hanya ngikut ke mana air mengalir, atau istilah Jawa-ne “Anut grubyuk ora ngerti rembug” padahal kalau sampai terjadi hal-hal yang melanggar hukum, kita akan ikut kena dampaknya juga.
Atau mungkin juga kita akan menjawab “Dia khan populer dan terkenal...!” Kalau alasannya cuma sekedar popularitas dan ketenaran, itu alasan yang membahayakan. Sudah berapa banyak tokoh-tokoh dari kalangan para artis tenar yang hancur gara-gara narkoba dan pelanggaran hukum.
Siapakah Tokoh Idola yang Sebenarnya?
Lalu siapa sich tokoh idola sebenar-benarnya idola, tokoh idola yang benar-benar bisa diteladani dalam segala sikap dan perilaku? Tak perlu ragu lagi untuk menjawabnya “MUHAMMAD SAW”. Coba baca kembali sejarah kehidupan beliau. Dari semasa kecil, remaja, hingga tua, beliau selalu bisa dijadikan panutan dan teladan. Dalam Al Qur’an juga telah ditegaskan bahwa Muhammad adalah USWATUN HASANAH (TAULADAN YANG BAIK) yang sangat pantas kita jadikan idola.
Sosok seorang idola kebanyakan hanya dilihat dari potongan secuil kisah hidupnya ketika dia telah sukses dan populer. Padahal mestinya sebelum kita mengidolakan seseorang, terlebih dahulu kita harus tahu dan pelajari kisah hidupnya secara utuh dan menyeluruh. Baru setelah benar-benar OK, bolehlah kita jadikan idola. Lalu, apalagi yang kurang dari diri MUHAMMAD SAW?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan komentar ya...