DUA DUNIA YANG BISA MEMBEBASKANMU
Oleh: Nanang M. Safa'
Dunia ini penuh masalah. Ada kalanya masalah itu kecil ada kalanya besar. Masalah akan selalu mengiringi keseharian kita. orang hidup memang harus siap menghadapi masalah karena hidup inipun sebenarnya sebuah masalah. Berani hidup berani berkutat dengan masalah. Lari dari masalah? Tentu tidak bisa. Masalah akan terus mengejarmu kemanapun kau pergi. Seringkali masalah yang satu belum ditemukan solusinya, sudah muncul masalah yang lain, dan itupun seringkali pula lebih berat dari masalah sebelumnya. Ada yang bilang, tidak mau cari-cari masalah. Ok! Toch masalah itu datang tidak perlu dicari. Kalau mau datang ya datang saja.
Masing-masing orang memiliki masalahnya sendiri. Makanya kita harus membangun sikap ta’awun (tolong-menolong). Ingat lo ya, kita tidak bisa lari dari masalah. Justru kita harus berani menghadapinya. Dengan berani menghadapi masalah, kita akan menjadi orang yang ulet dan tahan banting, dan akan tetap survive di tengah kompetisi dunia yang semakin menggila. Jika berani hidup maka jangan menjadi pengecut. Hadapi masalah yang muncul, lalu carikan solusi pemecahannya. Jangan malah lari dari masalah, apalagi sampai terbelenggu pada miras, narkoba, dan sejenisnya. Naudzubillah!
Mimpi dan Fiksi
Dunia MIMPI adalah dunia tanpa batas dan tanpa aturan. Tidak ada seorangpun yang bisa melarang orang bermimpi. Tidak juga ada hukum dan aturan yang bisa memenjarakan orang lantaran aturan yang dilanggarnya dalam mimpi. Maka inilah, dunia pertama yang bisa membebaskan kita dari belitan masalah. Sepertinya gampang ya, padahal faktanya susah juga. Mimpi yang bisa membebaskan kita dari masalah itu tentunya mimpi yang baik dan mengasyikkan khan, bukan mimpi buruk dan menyeramkan, atau mimpi duka dan menyedihkan. Kalau mimpi yang model begini, sudah pasti tambah lagi masalah yang akan menimpa kita, bahkan mungkin malah bisa menyiksa jiwa kita. Maka syarat utama untuk bisa bermimpi baik adalah bisa tidur nyenyak. Dan untuk bisa tidur nyenyak kita butuh kondisi jiwa yang tenang juga. La kalau kita sudah dibelit masalah, bagaimana bisa tidur lelap, wong mau memejamkan mata saja sulitnya minta ampun. Jadi ternyata tidak gampang juga ya membebaskan diri dari masalah melalui dunia mimpi itu. OK, jangan pesimis dulu, masih ada satu dunia lagi yang bisa kita selami kok, yakni dunia FIKSI.
Kita tidak usah berdebat tentang apa itu fiksi. Fokus kita pada tulisan ini adalah menulis fiksi (cerita) sebagai katarsis (pembebasan diri), minimal bisa mengurangi himpitan beban masalah yang menggelayut pada jiwa kita. Mengapa menulis fiksi? Ya karena menulis fiksi itu tidak butuh referensi yang rumit-rumit, tidak perlu juga terbelenggu pada aturan-aturan baku, harus begini dan begitu. Toch tujuan kita khan hanya untuk katarsis tadi, kecuali jika kita ingin menulis fiksi untuk konsumsi publik, ini tentu ada standard formal yang harus dipenuhi.
Pertanyaannya sekarang adalah apa iya menulis fiksi bisa mengurangi beban masalah? Banyak orang telah membuktikannya bahwa menulis fiksi itu membuat jiwa fresh. Setelah kita bisa menyelesaikan fiksi yang kita tulis, kita seakan mendapat siraman jiwa dan pencerahan. Inilah yang disebut katarsis itu. Tidak percaya? Coba saja!@
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan komentar ya...