MENGELOLA
MAJALAH SEKOLAH
(ANTARA
TUGAS DAN HOBI)
Oleh: Nanang M. Safa'
Pada
rubrik Ilmu Pengetahuan majalah MPA Kementerian Agama Jawa Timur edisi 242,
November 2006, saya pernah menulis tentang majalah dinding (mading) berjudul “Mading:
Ajang Ekspresi dan Kreasi Siswa”. Pada artikel tersebut penulis paparkan
tentang rubrikasi dan pengelolaan mading sekolah. Pada paragraf akhir penulis sampaikan
tentang harapan dan optimisme penulis bahwa mading sekolah (di madrasah tempat penulis
mengabdi) suatu saat akan bisa menjelma menjadi sebuah majalah. Dan 4 tahun
kemudian, tepatnya pada bulan Juli 2010, impian penulis benar-benar menjadi
nyata dengan penerbitan perdana sebuah media massa yang diberi nama “Sketsa
(Media Informasi dan Komunikasi MTsN Watulimo Punya)”. Kemudian setelah bisa
terbit secara berkala setiap 3 bulan sekali (triwulanan), akhirnya pada bulan
Nopember 2017, majalah Sketsa berhasil mengurus terbitnya International
Standard Serial Number (ISSN) dengan nomor ISSN : 2581-2068 sebagai bukti pengakuan
atas eksistensi sebuah media massa dari Pusat Dokumentasi dan Publikasi Ilmiah
(PDII) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Jakarta.
Pada
kesempatan ini, penulis ingin sharing tentang pengelolaan majalah
sekolah berdasar pengalaman penulis selama hampir delapan tahun mengelola
majalah sekolah. Bagi sebagian guru yang mengajar di sekolah berlevel favorite
yang sudah memiliki sebuah majalah sekolah barangkali tulisan ini tidak berarti
apa-apa namun saya yakin tulisan ini akan bisa dijadikan bahan diskusi dan
diharapkan bisa memotivasi guru-guru dan
bahkan Kepala Sekolah yang sedang punya rencana untuk menerbitkan sebuah
majalah sekolah. Bukankah sekarang pemerintah sedang menggalakkan program
Gerakan Literasi Sekolah (GLS)? Nah, tentu keberadaan majalah sekolah sangat
membantu terwujudnya sekolah literasi.
Mengapa
Harus Majalah Sekolah?
Keberadaan
majalah sekolah atau media sejenis pada era informasi dan komunikasi sekarang ini
sudah menjadi keharusan, artinya keberadaannya tidak bisa ditawar-tawar lagi.
Keberadaan majalah sekolah akan memberikan nilai plus bagi sekolah bersangkutan. Selain sebagai media berkreasi
dan berekspresi warga sekolah khususnya para siswa, majalah sekolah juga dapat
memberi manfaat besar dan nyata baik bagi pihak intern sekolah maupun
bagi masyarakat. Sebuah lembaga pendidikan (sekolah) terutama sekolah lanjutan,
tanpa adanya media informasi dan komunikasi keberadaannya patut dipertanyakan.
Apalagi bagi sekolah negeri yang notabene dari segi sarana dan prasarana
secara umum sudah memadai.
Majalah sekolah adalah salah satu
media informasi dan komunikasi yang hingga saat ini masih sangat diminati siswa
(selain mading), di tengah maraknya media komunikasi lain seperti gadged maupun internet.
Selain itu, keberadaan majalah sekolah juga dapat menjembatani terjadinya
diskomunikasi dan disharmonisasi hubungan sekolah dengan pihak luar
(masyarakat) yang kadang bisa mengakibatkan konflik berkepanjangan.
Majalah
Sekolah “Sketsa” MTsN 4 Trenggalek
Berawal
dari sebuah majalah dinding (mading), majalah sekolah MTsN 4 Trenggalek lahir.
Nanang Musafa’ sebagai inisiator dan konseptor, didukung Hanik Anwari Sudibyo
sebagai Waka Kesiswaan, akhirnya bisa meyakinkan Bapak Imam Syafi’i (Kepala
MTsN Watulimo) ketika itu –sekarang MTsN 4 Trenggalek- untuk memfasilitasi lahirnya sebuah majalah sekolah.
Sejarah kelahiran “Sketsa” harus melalui proses panjang dan perjuangan tak
kenal lelah. Proposal yang telah disusun selalu saja membentur dinding tebal
ketika sampai pada pembahasan tentang masalah pendanaan/pembiayaan. Apalagi
ketika itu keberadaan sebuah majalah sekolah dirasa tidak akan memberikan
sumbangsih berarti bagi keberadaan madrasah, tidak sepadan dengan anggaran yang
harus dikeluarkan. Banyak anggapan bernada sarkastis tentang keberadaan
majalah sekolah. Namun dengan penuh rasa optimis mereka berdua, terus
berupaya mencari dukungan baik lewat forum resmi seperti rapat dewan guru
maupun lewat forum informal dalam diskusi kecil di ruang guru. Hingga akhirnya
pada bulan Juli tahun 2010, majalah sekolah tersebut lahir dan diberi nama “Sketsa”.
Sketsa sendiri secara leksikal berarti
rancangan kreasi. Khusus dalam majalah sekolah ini, “Sketsa” adalah sebuah
media untuk menuangkan kreasi dan ekpresi keluarga besar MTsN 4 Trenggalek
(khususnya para siswa). Jadi pemilihan nama “Sketsa” untuk majalah sekolah di
MTsN 4 Trenggalek sudah memenuhi persyaratan singkat, padat, jelas, tegas dan
unik sehingga akan mudah dikenal dan diingat. Sedangkan untuk menegaskan makna
dari nama majalah sekolah tersebut diperlukan sebuah motto atau slogan
yaitu kata-kata atau seruan yang mengekspresikan ide, semangat dan gambaran
identitas dari nama yang telah dipilih. Slogan yang dipilih untuk melengkapi
nama majalah sekolah “Sketsa” ini adalah “Media Informasi dan Komunikasi MTsN Watulimo
Punya”.
“Sketsa” dari waktu ke waktu terus melakukan
pembenahan. Kritik dan masukan dari pembaca menjadi topik menarik untuk
didiskusikan dalam rapat dewan redaksi. Dari kualitas kertas, hasil cetakan, layout
dan tampilan halaman, maupun rubrikasinya selalu dievaluasi dari edisi ke edisi.
“Sketsa” kadang mengalami perubahan, baik dari sisi tampilan maupun
rubrikasinya. Hal ini bukan berarti “Sketsa” tidak memiliki konsistensi
namun justru menunjukkan dinamisasi tentang keberadaan “Sketsa” agar
selalu bisa mengakomodir aspirasi pembaca (siswa, guru, alumni, wali murid dan
masyarakat). Toch perubahan itu tidak sampai menyentuh hal-hal yang
prinsipil.
Rubrikasi
Majalah “Sketsa” MTsN 4 Trenggalek
Ada beberapa rubrik atau kolom yang menghiasi
majalah “Sketsa”. Pemilihan nama dan isi rubrik ini disesuaikan dengan dunia
remaja (para siswa sekolah lanjutan pertama adalah para remaja) yang dinamis
dan modis, dengan tetap mempertimbangkan keberadaan madrasah sebagai lembaga pendidikan
formal berbasis Islam.
Adapun rubrikasi yang menghiasi majalah sekolah “Sketsa”
yang penulis kelola adalah sebagai berikut:
1. Sapa
Redaksi
Rubrik sapa redaksi sebagaimana yang
lazim ada pada sebuah majalah berisi salam sapa dari redaksi kepada pembaca.
Selain itu juga sebagai kata pengantar layaknya seorang guide yang bertugas
memberikan bekal seperlunya kepada para pembaca sebelum menjelajah lebih jauh
pada isi majalah.
2. Topik
Utama
Rubrik topik utama berisi uraian tentang tema yang
sedang dibahas pada “Sketsa” edisi terbit. Topik utama ini bisa berisi kajian
atau tinjauan tentang suatu masalah yang sedang jadi trending topic di
kalangan remaja atau dunia pendidikan.
3. Opini
Rubrik opini dikhususkan bagi para guru yang ingin
menyumbangkan tulisan untuk “Sketsa”. Rubrik ini tidak mengkhususkan pada tema
tertentu untuk memberikan ruang seluas-luasnya bagi para guru sebagai ajang
menuangkan ide/gagasan tentang dunia remaja dan pendidikan.
4. Profil
Rubrik profil berisi profil seseorang yang dianggap
bisa dijadikan contoh tauladan dan dapat menginspirasi para siswa khususnya dan
para pembaca umumnya. Tokoh yang ditampilkan dalam rubrik profil bisa tokoh masyarakat
setempat, bisa juga dari kalangan guru atau siswa berprestasi (akademik maupun
non akademik).
5. Lensa
Rubrik lensa mengulas tentang
berbagai hal yang berkaitan dengan keberadaan madrasah termasuk program,
lingkungan, dan sarana prasarana madrasah.
6. Ruang
Kreasi
Rubrik ruang kreasi berisi hasil
karya siswa berupa gambar/lukisan, kaligrafi serta berbagai ragam karya dua
dimensi sebagai ajang apresiasi bagi siswa yang memiliki bakat dan minat di bidang
seni rupa.
7. Cerpen
Rubrik cerita pencek (cerpen) disediakan khusus
untuk para siswa. Rubrik ini bertujuan untuk mewadahi para siswa yang memiliki
bakat dan minat di bidang fiksi sebagai praktik nyata dari mata pelajaran
Bahasa Indonesia.
8. Gema
Madrasah
Rubrik gema madrasah menampilkan foto-foto kegiatan
yang diikuti para siswa maupun guru baik di lingkungan madrasah maupun di luar
madrasah. Rubrik ini bertujuan untuk memberikan informasi sekaligus sebagai
pengingat sejarah tentang berbagai kegiatan pada rentang waktu tertentu.
9. Taman
Sari
Rubrik taman sari merupakan rubrik
khusus berbahasa Jawa sebagai wujud tanggang jawab ikut nguri-nguri
bahasa daerah (Jawa) sekaligus untuk memberikan ruang pembelajaran berbahasa
Jawa (yang masuk mata pelajaran muatan lokal). Dalam rubrik ini ditampilkan
berbagai karya siswa berupa geguritan, cerita cekak (cerkak), serta berbagai
khasanah budaya Jawa yang mulai tidak populer (asing) di kalangan remaja.
10. Refleksi
Dalam rubrik refleksi ditampilkan karya tulis siswa berupa
puisi atau hasil renungan dan refleksi diri.
11. Curhat
Rubrik curhat berisi karya tulis siswa yang
merupakan curahan perasaan yang dituangkan dalam bentuk narasi maupun cerita. Karya
tulis dalam rubrik curhat ini sekilas serupa dengan rubrik cerpen namun lebih
spesifik. Bisa juga dikatakan sebagai diary bagi para siswa.
12. Did
You Know
Rubrik did you know berisi
pengetahuan populer seputar tema yang sedang dibahas pada topik utama. Materi
yang dipaparkan dalam rubrik ini bersifat ringan, unik dan ngepop dari
berbagai sumber yang bisa dipertanggungjawabkan.
13. Madrasahku
Berprestasi
Rubrik
madrasahku berprestasi menampilkan berbagai prestasi yang berhasil diraih oleh
madrasah (siswa, guru, karyawan, lembaga) dalam berbagai event
perlombaan baik di dalam lingkup madrasah maupun di luar madrasah. Dalam rubrik
ini juga ditampilkan foto-foto bukti raihan prestasi sebagaimana dimaksud.
Selain sebagai dokumentasi, tampilan ini sekaligus juga bisa menjadi ajang
promosi kepada masyarakat tentang keberadaan madrasah.
14. Santai
Sejenak
Rubrik santai sejenak berisi humor, karikatur, serta
Ayo Mikir Dong (AMD) yakni Teka Teki Silang (TTS) seputar pengetahuan yang berkaitan
dengan pelajaran dan dunia pendidikan.
Inilah uraian sekilas
rubrik majalah sekolah “Sketsa” di MTsN 4 Trenggalek. Dalam moment-moment
khusus semisal hari pelepasan kelas IX ada penambahan halaman untuk pemuatan
foto-foto para siswa kelas IX sebagai bentuk penghargaan kepada siswa kelas IX
yang sudah menyelesaikan masa wiyata di MTsN 4 Trenggalek, yang tentu
saja bisa dijadikan kenangan berharga bagi mereka. Rubrikasi dalam
majalah sekolah “Sketsa” juga terus dievaluasi pada setiap edisinya untuk
mencari format paling pas seiring perkembangan madrasah.
Batu
Sandungan yang Muncul
Dalam mengelola majalah sekolah tentu saja ada batu
sandungan atau kendala yang muncul. Minimnya karya yang masuk ke meja redaksi
menjadi kendala utama terhadap kontinyuitas terbitnya majalah sekolah
“Sketsa”. Tidak saja karya dari siswa namun juga karya dari guru. Rendahnya
motivasi untuk bisa menghasilkan karya tulis menjadi hambatan tersendiri.
Untung saja penulis juga diserahi tugas tambahan menjadi pembina jurnalistik di
sekolah. Inilah yang penulis jadikan arena untuk menggenjot anak-anak agar
terus berkarya dan berkarya. Selain itu, faktor kesibukan baik menyangkut tugas
di madrasah maupun di luar madrasah menjadi faktor yang cukup mengganggu. Mengelola
majalah sekolah sesederhana apapun, cukup menyita energi dan waktu. Pada ranah
inilah, peran hobi sangat penting. Orang yang bekerja dengan dilandasi hobi
atau kesenangan tentu tidak akan menganggap pekerjaan yang diberikan kepadanya
hanya sebatas tugas yang cenderung menjadi beban, namun dapat menjadikan tugas
tersebut sebagai hiburan atau justru sebagai wahana untuk menyalurkan hobi.
Satu hal yang harus diingat, majalah sekolah bukan ajang untuk menambah
penghasilan atau mencari keuntungan. Maka butuh orang-orang yang punya komitmen
tinggi untuk mengelola majalah sekolah agar majalah sekolah tersebut bisa
terbit sesuai rencana.
Seiring dengan berjalannya waktu, kini kehadiran majalah
sekolah “Sketsa” menjadi menu wajib pada setiap tiga bulan sekali. Dan ternyata
memang keberadaan “Sketsa” benar-benar dapat memberikan kontribusi nyata
terhadap kemajuan madrasah, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam
usianya yang ke-Delapan di tahun 2018 ini, kiranya masih banyak hal yang perlu
dievaluasi. Prinsip kepuasan pembaca adalah menjadi prioritas tim redaksi “Sketsa”.
Mudah-mudahan ke depan kami bisa mewujudkan mimpi-mimpi itu. Semoga!
*Dimuat di majalah AMPELDENTA Balai Diklat Keagamaan (BDK)
Surabaya, Vol 5 No.2, Juli – Desember 2018.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan komentar ya...