PENDIDIKAN - REMAJA - KELUARGA: Mengelola Majalah Sekolah (Antara Tugas dan Hobi)

05/02/2019

Mengelola Majalah Sekolah (Antara Tugas dan Hobi)

MENGELOLA MAJALAH SEKOLAH
(ANTARA TUGAS DAN HOBI)
Oleh: Nanang M. Safa'




Pada rubrik Ilmu Pengetahuan majalah MPA Kementerian Agama Jawa Timur edisi 242, November 2006, saya pernah menulis tentang majalah dinding (mading) berjudul “Mading: Ajang Ekspresi dan Kreasi Siswa”. Pada artikel tersebut penulis paparkan tentang rubrikasi dan pengelolaan mading sekolah. Pada paragraf akhir penulis sampaikan tentang harapan dan optimisme penulis bahwa mading sekolah (di madrasah tempat penulis mengabdi) suatu saat akan bisa menjelma menjadi sebuah majalah. Dan 4 tahun kemudian, tepatnya pada bulan Juli 2010, impian penulis benar-benar menjadi nyata dengan penerbitan perdana sebuah media massa yang diberi nama “Sketsa (Media Informasi dan Komunikasi MTsN Watulimo Punya)”. Kemudian setelah bisa terbit secara berkala setiap 3 bulan sekali (triwulanan), akhirnya pada bulan Nopember 2017, majalah Sketsa berhasil mengurus terbitnya International Standard Serial Number (ISSN) dengan nomor ISSN : 2581-2068 sebagai bukti pengakuan atas eksistensi sebuah media massa dari Pusat Dokumentasi dan Publikasi Ilmiah (PDII) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis ingin sharing tentang pengelolaan majalah sekolah berdasar pengalaman penulis selama hampir delapan tahun mengelola majalah sekolah. Bagi sebagian guru yang mengajar di sekolah berlevel favorite yang sudah memiliki sebuah majalah sekolah barangkali tulisan ini tidak berarti apa-apa namun saya yakin tulisan ini akan bisa dijadikan bahan diskusi dan diharapkan bisa memotivasi  guru-guru dan bahkan Kepala Sekolah yang sedang punya rencana untuk menerbitkan sebuah majalah sekolah. Bukankah sekarang pemerintah sedang menggalakkan program Gerakan Literasi Sekolah (GLS)? Nah, tentu keberadaan majalah sekolah sangat membantu terwujudnya sekolah literasi.

Mengapa Harus Majalah Sekolah?
Keberadaan majalah sekolah atau media sejenis pada era informasi dan komunikasi sekarang ini sudah menjadi keharusan, artinya keberadaannya tidak bisa ditawar-tawar lagi. Keberadaan majalah sekolah akan memberikan nilai plus bagi sekolah  bersangkutan. Selain sebagai media berkreasi dan berekspresi warga sekolah khususnya para siswa, majalah sekolah juga dapat memberi manfaat besar dan nyata baik bagi pihak intern sekolah maupun bagi masyarakat. Sebuah lembaga pendidikan (sekolah) terutama sekolah lanjutan, tanpa adanya media informasi dan komunikasi keberadaannya patut dipertanyakan. Apalagi bagi sekolah negeri yang notabene dari segi sarana dan prasarana secara umum sudah memadai.
            Majalah sekolah adalah salah satu media informasi dan komunikasi yang hingga saat ini masih sangat diminati siswa (selain mading), di tengah maraknya media komunikasi  lain seperti gadged maupun internet. Selain itu, keberadaan majalah sekolah juga dapat menjembatani terjadinya diskomunikasi dan disharmonisasi hubungan sekolah dengan pihak luar (masyarakat) yang kadang bisa mengakibatkan konflik berkepanjangan.

Majalah Sekolah “Sketsa” MTsN 4 Trenggalek
Berawal dari sebuah majalah dinding (mading), majalah sekolah MTsN 4 Trenggalek lahir. Nanang Musafa’ sebagai inisiator dan konseptor, didukung Hanik Anwari Sudibyo sebagai Waka Kesiswaan, akhirnya bisa meyakinkan Bapak Imam Syafi’i (Kepala MTsN Watulimo) ketika itu –sekarang MTsN 4 Trenggalek- untuk  memfasilitasi lahirnya sebuah majalah sekolah. Sejarah kelahiran “Sketsa” harus melalui proses panjang dan perjuangan tak kenal lelah. Proposal yang telah disusun selalu saja membentur dinding tebal ketika sampai pada pembahasan tentang masalah pendanaan/pembiayaan. Apalagi ketika itu keberadaan sebuah majalah sekolah dirasa tidak akan memberikan sumbangsih berarti bagi keberadaan madrasah, tidak sepadan dengan anggaran yang harus dikeluarkan. Banyak anggapan bernada sarkastis tentang keberadaan majalah sekolah. Namun dengan penuh rasa optimis mereka berdua, terus berupaya mencari dukungan baik lewat forum resmi seperti rapat dewan guru maupun lewat forum informal dalam diskusi kecil di ruang guru. Hingga akhirnya pada bulan Juli tahun 2010, majalah sekolah tersebut lahir dan diberi nama “Sketsa”.
Sketsa sendiri secara leksikal berarti rancangan kreasi. Khusus dalam majalah sekolah ini, “Sketsa” adalah sebuah media untuk menuangkan kreasi dan ekpresi keluarga besar MTsN 4 Trenggalek (khususnya para siswa). Jadi pemilihan nama “Sketsa” untuk majalah sekolah di MTsN 4 Trenggalek sudah memenuhi persyaratan singkat, padat, jelas, tegas dan unik sehingga akan mudah dikenal dan diingat. Sedangkan untuk menegaskan makna dari nama majalah sekolah tersebut diperlukan sebuah motto atau slogan yaitu kata-kata atau seruan yang mengekspresikan ide, semangat dan gambaran identitas dari nama yang telah dipilih. Slogan yang dipilih untuk melengkapi nama majalah sekolah “Sketsa” ini adalah “Media Informasi dan Komunikasi MTsN Watulimo Punya”.
“Sketsa” dari waktu ke waktu terus melakukan pembenahan. Kritik dan masukan dari pembaca menjadi topik menarik untuk didiskusikan dalam rapat dewan redaksi. Dari kualitas kertas, hasil cetakan, layout dan tampilan halaman, maupun rubrikasinya selalu dievaluasi dari edisi ke edisi. “Sketsa” kadang mengalami perubahan, baik dari sisi tampilan maupun rubrikasinya. Hal ini bukan berarti “Sketsa” tidak memiliki konsistensi namun justru menunjukkan dinamisasi tentang keberadaan “Sketsa” agar selalu bisa mengakomodir aspirasi pembaca (siswa, guru, alumni, wali murid dan masyarakat). Toch perubahan itu tidak sampai menyentuh hal-hal yang prinsipil.

Rubrikasi Majalah “Sketsa” MTsN 4 Trenggalek
Ada beberapa rubrik atau kolom yang menghiasi majalah “Sketsa”. Pemilihan nama dan isi rubrik ini disesuaikan dengan dunia remaja (para siswa sekolah lanjutan pertama adalah para remaja) yang dinamis dan modis, dengan tetap mempertimbangkan keberadaan madrasah sebagai lembaga pendidikan formal berbasis Islam.
Adapun rubrikasi yang menghiasi majalah sekolah “Sketsa” yang penulis kelola adalah sebagai berikut:
1.    Sapa Redaksi
            Rubrik sapa redaksi sebagaimana yang lazim ada pada sebuah majalah berisi salam sapa dari redaksi kepada pembaca. Selain itu juga sebagai kata pengantar layaknya seorang guide yang bertugas memberikan bekal seperlunya kepada para pembaca sebelum menjelajah lebih jauh pada isi majalah.
2.    Topik Utama
Rubrik topik utama berisi uraian tentang tema yang sedang dibahas pada “Sketsa” edisi terbit. Topik utama ini bisa berisi kajian atau tinjauan tentang suatu masalah yang sedang jadi trending topic di kalangan remaja atau dunia pendidikan.
3.    Opini
Rubrik opini dikhususkan bagi para guru yang ingin menyumbangkan tulisan untuk “Sketsa”. Rubrik ini tidak mengkhususkan pada tema tertentu untuk memberikan ruang seluas-luasnya bagi para guru sebagai ajang menuangkan ide/gagasan tentang dunia remaja dan pendidikan.
4.    Profil
Rubrik profil berisi profil seseorang yang dianggap bisa dijadikan contoh tauladan dan dapat menginspirasi para siswa khususnya dan para pembaca umumnya. Tokoh yang ditampilkan dalam rubrik profil bisa tokoh masyarakat setempat, bisa juga dari kalangan guru atau siswa berprestasi (akademik maupun non akademik).
5.    Lensa
            Rubrik lensa mengulas tentang berbagai hal yang berkaitan dengan keberadaan madrasah termasuk program, lingkungan, dan sarana prasarana madrasah.
6.    Ruang Kreasi
            Rubrik ruang kreasi berisi hasil karya siswa berupa gambar/lukisan, kaligrafi serta berbagai ragam karya dua dimensi sebagai ajang apresiasi bagi siswa yang memiliki bakat dan minat di bidang seni rupa.
7.    Cerpen
Rubrik cerita pencek (cerpen) disediakan khusus untuk para siswa. Rubrik ini bertujuan untuk mewadahi para siswa yang memiliki bakat dan minat di bidang fiksi sebagai praktik nyata dari mata pelajaran Bahasa Indonesia.
8.    Gema Madrasah
Rubrik gema madrasah menampilkan foto-foto kegiatan yang diikuti para siswa maupun guru baik di lingkungan madrasah maupun di luar madrasah. Rubrik ini bertujuan untuk memberikan informasi sekaligus sebagai pengingat sejarah tentang berbagai kegiatan pada rentang waktu tertentu.
9.    Taman Sari
            Rubrik taman sari merupakan rubrik khusus berbahasa Jawa sebagai wujud tanggang jawab ikut nguri-nguri bahasa daerah (Jawa) sekaligus untuk memberikan ruang pembelajaran berbahasa Jawa (yang masuk mata pelajaran muatan lokal). Dalam rubrik ini ditampilkan berbagai karya siswa berupa geguritan, cerita cekak (cerkak), serta berbagai khasanah budaya Jawa yang mulai tidak populer (asing) di kalangan remaja.
10.  Refleksi
Dalam rubrik refleksi ditampilkan karya tulis siswa berupa puisi atau hasil renungan dan refleksi diri.
11.  Curhat
Rubrik curhat berisi karya tulis siswa yang merupakan curahan perasaan yang dituangkan dalam bentuk narasi maupun cerita. Karya tulis dalam rubrik curhat ini sekilas serupa dengan rubrik cerpen namun lebih spesifik. Bisa juga dikatakan sebagai diary bagi para siswa.
12.  Did You Know
            Rubrik did you know berisi pengetahuan populer seputar tema yang sedang dibahas pada topik utama. Materi yang dipaparkan dalam rubrik ini bersifat ringan, unik dan ngepop dari berbagai sumber yang bisa dipertanggungjawabkan.
13.  Madrasahku Berprestasi
   Rubrik madrasahku berprestasi menampilkan berbagai prestasi yang berhasil diraih oleh madrasah (siswa, guru, karyawan, lembaga) dalam berbagai event perlombaan baik di dalam lingkup madrasah maupun di luar madrasah. Dalam rubrik ini juga ditampilkan foto-foto bukti raihan prestasi sebagaimana dimaksud. Selain sebagai dokumentasi, tampilan ini sekaligus juga bisa menjadi ajang promosi kepada masyarakat tentang keberadaan madrasah.
14.  Santai Sejenak
Rubrik santai sejenak berisi humor, karikatur, serta Ayo Mikir Dong (AMD) yakni Teka Teki Silang (TTS) seputar pengetahuan yang berkaitan dengan pelajaran dan dunia pendidikan.
Inilah uraian sekilas rubrik majalah sekolah “Sketsa” di MTsN 4 Trenggalek. Dalam moment-moment khusus semisal hari pelepasan kelas IX ada penambahan halaman untuk pemuatan foto-foto para siswa kelas IX sebagai bentuk penghargaan kepada siswa kelas IX yang sudah menyelesaikan masa wiyata di MTsN 4 Trenggalek, yang tentu saja bisa dijadikan kenangan berharga bagi mereka. Rubrikasi dalam majalah sekolah “Sketsa” juga terus dievaluasi pada setiap edisinya untuk mencari format paling pas seiring perkembangan madrasah.

Batu Sandungan yang Muncul
Dalam mengelola majalah sekolah tentu saja ada batu sandungan atau kendala yang muncul. Minimnya karya yang masuk ke meja redaksi menjadi kendala utama terhadap kontinyuitas terbitnya majalah sekolah “Sketsa”. Tidak saja karya dari siswa namun juga karya dari guru. Rendahnya motivasi untuk bisa menghasilkan karya tulis menjadi hambatan tersendiri. Untung saja penulis juga diserahi tugas tambahan menjadi pembina jurnalistik di sekolah. Inilah yang penulis jadikan arena untuk menggenjot anak-anak agar terus berkarya dan berkarya. Selain itu, faktor kesibukan baik menyangkut tugas di madrasah maupun di luar madrasah menjadi faktor yang cukup mengganggu. Mengelola majalah sekolah sesederhana apapun, cukup menyita energi dan waktu. Pada ranah inilah, peran hobi sangat penting. Orang yang bekerja dengan dilandasi hobi atau kesenangan tentu tidak akan menganggap pekerjaan yang diberikan kepadanya hanya sebatas tugas yang cenderung menjadi beban, namun dapat menjadikan tugas tersebut sebagai hiburan atau justru sebagai wahana untuk menyalurkan hobi. Satu hal yang harus diingat, majalah sekolah bukan ajang untuk menambah penghasilan atau mencari keuntungan. Maka butuh orang-orang yang punya komitmen tinggi untuk mengelola majalah sekolah agar majalah sekolah tersebut bisa terbit sesuai rencana.
Seiring dengan berjalannya waktu, kini kehadiran majalah sekolah “Sketsa” menjadi menu wajib pada setiap tiga bulan sekali. Dan ternyata memang keberadaan “Sketsa” benar-benar dapat memberikan kontribusi nyata terhadap kemajuan madrasah, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam usianya yang ke-Delapan di tahun 2018 ini, kiranya masih banyak hal yang perlu dievaluasi. Prinsip kepuasan pembaca adalah menjadi prioritas tim redaksi “Sketsa”. Mudah-mudahan ke depan kami bisa mewujudkan mimpi-mimpi itu. Semoga!


*Dimuat di majalah AMPELDENTA Balai Diklat Keagamaan (BDK) Surabaya, Vol 5 No.2, Juli – Desember 2018. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar ya...