PENDIDIKAN - REMAJA - KELUARGA: Menulis Diksi yang Menggetarkan

18/02/2023

Menulis Diksi yang Menggetarkan

 

MENULIS DIKSI YANG MENGGETARKAN

Oleh: Nanang M. Safa

 


Tema                          : Diksi dan Seni Bahasa

Judul                          : Menulis Diksi yang Menggetarkan

Pertemuan ke           : 18
Gelombang ke          : 28

Nara Sumber             : Maydearly

Moderator                  : Widya Arema

 

Diksi merupakan salah satu unsur penting dalam sebuah karya sastra. Diksi adalah pilihan kata dalam tulisan yang biasa digunakan untuk menggambarkan suatu cerita atau memberi makna sesuai dengan keinginan penulis (https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-diksi/). Diksi merupakan penggambaran atau pengungkapan gagasan penulis dengan tujuan mendapatkan efek tertentu bagi pembaca sesuai yang diharapkan oleh penulis. Pemilihan diksi yang tepat akan memberikan ruh dan karakter yang kuat pada sebuah karya tulis. Diksi yang baik akan mampu menggetarkan dan mampu mempermainkan emosi pembaca. Banyak orang menyamakan diksi dengan kata kiasan, padahal tidak selalu demikian. Diksi lebih identik dengan sinonim (padan kata).

Diksi pertama kali dikenalkan oleh filosuf Yunani bernama Aristoteles. Gagasan diksi Aristoteles ditulis dalam Poetic (Puisi). Pada perkembangan selanjutnya, muncul nama William Shakespeare yang dikenal sebagai sastrawan yang sangat piawai dalam menyajikan diksi melalui naskah drama. Diksi Shakespeare relevan untuk diterapkan dalam menulis karya yang bersifat realita (kejadian nyata) maupun metafora (kiasan). Gaya penyajiannya sangat komunikatif dan tak hilang ditelan zaman.

Menulis membutuhkan totalitas. Menulis melibatkan seluruh indra. Masing-masing indra (panca indra) memiliki daya tangkap tersendiri yang bisa dijadikan karya tulis. Berkaitan dengan hal ini, di dunia kepenuilisan dikenal beberapa istilah:

1.     Sense of Touch yakni menulis dengan melibatkan indra peraba (kulit). Indra peraba dapat digunakan untuk menggambarkan detail suatu permukaan atau gesekan.

Contoh: ”Pada pori-pori angin yang dingin, aku pernah mengeja rindu yang datang tanpa permisi”.

2.     Sense of Smell yakni menulis dengan melibatkan indra penciuman (hidung). Dengan melibatkan indra pinciuman akan membuat tulisan Anda lebih beraroma. Indra penciuman akan lebih dahsyat jika dipadukan dengan indra penglihatan.

Contoh: ”Di kepalaku wajahmu masih menjadi prasasti, dan aroma badanmu selalu ku gantungkan di langit harapan”.

3.     Sense of Taste yakni menulis dengan melibatkan indra perasa atau pengecap (lidah). Dengan melibatkan indra perasa, Anda akan dapat merasakan setiap energi yang ada di sekitar Anda. Penggunaan indra perasa sangat ampuh untuk menggambarkan rasa suatu makanan, atau sesuatu yg tercecap di lidah. 

Contoh: ”Ku kecup rasa pekat secangkir kopi di tangan kananku, sembari ku genggam Hp di tangan  kiriku. Telah terkubur dengan bijaksana, dirimu beserta centang biru, diriku bersama centang satu”.

4.     Sense of Sight yakni menulis dengan melibatkan indra penglihatan (mata). Ingat, dalam menulis selalu berusahalah untuk menunjukkan kepada pembaca, bukan sekadar menceritakan semata. Buatlah pembaca seakan dapat “melihat” apa yang tengah Anda ceritakan. Ceritakanlah secara detail tentang apa warnanya, bagaimana bentuknya, seberapa ukurannya, berapa umurnya, serta bagaimana kondisinya.

Contoh: ”Derit daun pintu mencekik udara ditengah keheningan, membuatku tersadar jika kamu hanya sebagai lamunan”.

5.     Sense of hearing yakni menulis dengan melibatkan energi yang Anda rasakan. Begitu banyak suara di sekitar Anda. Belajarlah untuk menangkapnya. Dengarkanlah, lalu mulailah menuliskannya.

Contohnya: ”Derum kejahatan yang mendekat terasa begitu kencang. Udara hening, tetapi terasa berat oleh jerit keputusasaan yang dikumandangkan bebatuan, sebuah keputusan yang menghakimiku untuk tak lagi merinduimu”.

Jika Anda ingin piawai menulis dengan aroma diksi, satu-satunya cara adalah dengan banyak membaca tulisan berdiksi dan berlatih menulis dengan menggunakan diksi. Diksi yang dihasilkan akan semakin menggetarkan ketika ditulis dengan melibatkan perasaan dan melibatkan hati.

Berlatihlah dan terus berlatih.

Menulislah dan terus menulis.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar ya...