PENDIDIKAN - REMAJA - KELUARGA: Mengenalkan Shalat kepada Anak-Anak Kita

19/09/2022

Mengenalkan Shalat kepada Anak-Anak Kita

 

MENGENALKAN SHALAT KEPADA ANAK-ANAK KITA

Oleh: Nanang M. Safa

 

Setiap orang tua pastilah menginginkan agar anaknya memiliki bangunan agama yang kuat. Saya pun demikian. Pondasi bangunan agama Islam yang paling utama tiada lain adalah shalat. Maka saya pun melakukan ihktiar sesuai yang saya yakini menjadi cara paling efektif untuk mengenalkan shalat kepada anak-anak saya, dan lebih dari itu untuk membiasakan anak-anak saya agar mau melaksanakan shalat. Cara yang saya lakukan ini belum tentu juga sesuai dengan pemikiran Anda, dan  bisa saja Anda tidak sepakat.

Sudah menjadi kebiasaan saya sejak dulu melaksanakan shalat jamaah di rumah bersama istri dan anak-anak saya. Kebiasaan saya ini jika mengacu kepada anjuran untuk shalat berjamaah di masjid, tentulah bukan cara yang tepat. Dan jika saja cara saya mendidik anak-anak saya ini kurang tepat, mudah-mudahan Allah SWT mengampuninya.

Bukan tanpa alasan saya melakukan cara ini. Seringkali anak-anak ketika diajak ke masjid justru akan menjadi penyebab kekacauan dan menjadi biang kesalahan atas ketidak-kusyukan orang-orang yang sedang shalat berjamaah di masjid. Ada saja yang dilakukan anak-anak. Memang dasarnya anak-anak, mereka belum mengerti apa itu masjid, apa itu shalat, dan apa itu khusyuk. Tahunya mereka ya senang bisa bertemu dengan teman-temannya, bergurau, berlari-larian, atau main petak umpet. Tidak perduli dengan para jamaah yang sedang berusaha untuk khusyuk dalam shalatnya.

Anda barangkali juga pernah menyaksikan anak-anak yang sedang lari ke sana ke mari di antara shaf (barisan) para jamaah. Bagaimana perasaan Anda? Kebanyakan pasti akan mengatakan “kesal”, kemudian berlanjut pada perkataan  lain yang nada-nadanya hujatan kepada si anak sekaligus orang tua si anak yang dianggap tidak bisa mengatur anak, anak tidak memiliki etika, sopan santun, atau apalah namanya. Inilah yang ingin saya hindari. Lebih baik dosa yang ditimbulkan atas sikap dan perilaku “belum mengerti” anak-anak saya cukuplah menjadi tanggungan saya sebagai orang tuanya, tidak perlu merembet ke orang lain.

Anda sebagai orang tua tentu sama sekali tidak bermaksud membuat para jamaah jengkel apalagi sampai terganggu shalatnya. Maksud Anda mengajak anak-anak Anda ke masjid tiada lain adalah untuk mengenalkan anak-anak Anda pada masjid sekaligus ingin  mengajari anak-anak Anda tentang shalat berjamaah. Namun ternyata maksud baik Anda tersebut justru menimbulkan kekesalan pada banyak orang. Maka dari itulah akhirnya saya ambil keputusan untuk mengenalkan shalat kepada anak-anak saya di rumah saja, hingga tiba waktunya mereka bisa mengerti sikap dan perilaku apa yang seharusnya dilakukannya ketika di masjid. Ya, setidaknya mereka tidak sampai membuat kegaduhan di masjid.

Saya adalah ayah dari 4 anak, 3 laki-laki dan 1 perempuan. Hampir setiap datang waktu shalat saya ajak istri saya untuk salat berjamaah. Anak-anak saya tentu juga saya ajak biarpun masih balita. Sekali lagi saya ingin mengenalkan kepada mereka tentang shalat. Namun seperti yang saya sampaikan di atas, mereka seringkali juga melakukan hal-hal yang membuat kekusyukan saya dan juga istri saya terganggu. Itulah pembelajaran. Semuanya butuh proses dan dalam proses tersebut tentu butuh kesabaran.

Alhamdulillah, seiring waktu anak-anak saya sekarang sudah mulai mengerti apa artinya shalat, apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan ketika shalat, dan sudah hafal juga bacaan-bacaan shalat. Dan yang membuat saya bersyukur adalah untuk mengajak mereka shalat cukuplah dengan mengatakan, “Ayo, waktunya shalat lo!”, tidak sampai harus memukulnya sebagaimana yang disabdakan Rasulullah Muhammad SAW, “Perintahkan anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat saat usia mereka tujuh tahun, dan pukullah mereka saat usianya sepuluh tahun. Dan pisahkan tempat tidur mereka.” [Dishahihkan oleh Al-Albany dalam Irwa’u Ghalil, no. 247] (https://almanhaj.or.id/4135-bagaimana-caranya-memukul-anak-yang-meninggalkan-shalat-2.html).

Bahkan ketika saya dan istri saya sedang ada kepentingan di luar rumah dan tidak bisa mengajak mereka untuk shalat berjamaah, mereka juga tidak lantas meninggalkan shalatnya.  Si kecil yang baru genap 3 tahun pun sesekali ketika menyaksikan kami sedang shalat, juga ikut-ikutan shalat biarpun dengan caranya sendiri.

Anda jangan salah mengerti, saya juga tidak berani meng-klaim bahwa cara saya mendidik anak-anak saya dalam hal pengenalan dan pembiasaan shalat ini sudah berhasil dengan baik. Sekali lagi, mereka sedang berproses. Masih butuh waktu cukup panjang untuk melihat hasil dari proses yang mereka jalani. Sebagai orang tua yang diserahi amanah oleh Allah SWT, saya sedang berikhtiar mendidik anak-anak saya dengan cara yang saya yakini akan membawa hasil sesuai harapan saya sebagai orang tuanya. Selebihnya, hanya kepada Allah SWT jualah saya sandarkan ikhtiar saya. Mudah-mudahan anak-anak saya dapat menemukan jati dirinya sebagai seorang muslim.  Semoga Allah SWT meridloi.

Barangkali Anda memiliki cara lebih baik daripada cara yang saya lakukan ini, silahkan Anda berbagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar ya...