Mengenalkan Shalat kepada Anak-Anak Kita
MENGENALKAN
SHALAT KEPADA ANAK-ANAK KITA
Oleh: Nanang M. Safa
Setiap orang
tua pastilah menginginkan agar anaknya memiliki bangunan agama yang kuat. Saya
pun demikian. Pondasi bangunan agama Islam yang paling utama tiada lain adalah shalat. Maka
saya pun melakukan ihktiar sesuai yang saya yakini menjadi cara paling efektif
untuk mengenalkan shalat kepada anak-anak saya, dan lebih dari itu untuk membiasakan anak-anak saya agar mau melaksanakan shalat.
Cara yang saya lakukan ini belum tentu juga sesuai dengan pemikiran Anda, dan bisa saja Anda tidak
sepakat.
Sudah
menjadi kebiasaan saya sejak dulu melaksanakan shalat jamaah di rumah bersama istri
dan anak-anak saya. Kebiasaan saya ini jika mengacu kepada anjuran untuk shalat
berjamaah di masjid, tentulah bukan cara yang tepat. Dan jika saja cara saya mendidik anak-anak saya ini kurang tepat,
mudah-mudahan Allah SWT mengampuninya.
Bukan tanpa
alasan saya melakukan cara ini. Seringkali anak-anak ketika diajak ke masjid
justru akan menjadi penyebab kekacauan dan menjadi biang kesalahan atas ketidak-kusyukan orang-orang yang sedang
shalat berjamaah di masjid. Ada saja yang dilakukan anak-anak. Memang dasarnya
anak-anak, mereka belum mengerti apa itu masjid, apa itu shalat, dan apa itu khusyuk.
Tahunya mereka ya senang bisa bertemu dengan teman-temannya, bergurau, berlari-larian,
atau main petak umpet. Tidak perduli dengan para jamaah yang sedang berusaha
untuk khusyuk dalam shalatnya.
Anda
barangkali juga pernah menyaksikan anak-anak yang sedang lari ke sana ke mari
di antara shaf (barisan) para jamaah. Bagaimana perasaan Anda? Kebanyakan pasti akan mengatakan “kesal”, kemudian berlanjut pada perkataan lain yang
nada-nadanya hujatan kepada si anak sekaligus orang tua si anak yang dianggap tidak
bisa mengatur anak, anak tidak memiliki etika, sopan santun, atau apalah namanya. Inilah yang ingin saya
hindari. Lebih baik dosa yang ditimbulkan atas sikap dan perilaku “belum
mengerti” anak-anak saya cukuplah menjadi tanggungan saya sebagai orang tuanya, tidak
perlu merembet ke orang lain.
Anda sebagai
orang tua tentu sama sekali tidak bermaksud membuat para jamaah jengkel apalagi
sampai terganggu shalatnya. Maksud Anda mengajak anak-anak Anda ke masjid tiada
lain adalah untuk mengenalkan anak-anak Anda pada masjid sekaligus ingin
mengajari anak-anak Anda tentang shalat berjamaah. Namun ternyata maksud baik
Anda tersebut justru menimbulkan kekesalan pada banyak orang. Maka dari itulah akhirnya
saya ambil keputusan untuk mengenalkan shalat kepada anak-anak saya di rumah saja,
hingga tiba waktunya mereka bisa mengerti sikap dan perilaku apa yang
seharusnya dilakukannya ketika di masjid. Ya, setidaknya mereka tidak sampai
membuat kegaduhan di masjid.
Saya adalah
ayah dari 4 anak, 3 laki-laki dan 1 perempuan. Hampir setiap datang waktu shalat
saya ajak istri saya untuk salat berjamaah. Anak-anak saya tentu juga saya ajak
biarpun masih balita. Sekali lagi saya ingin mengenalkan kepada mereka tentang
shalat. Namun seperti yang saya sampaikan di atas, mereka seringkali juga
melakukan hal-hal yang membuat kekusyukan saya dan juga istri saya terganggu.
Itulah pembelajaran. Semuanya butuh proses dan dalam proses tersebut tentu butuh kesabaran.
Alhamdulillah,
seiring waktu anak-anak saya sekarang sudah mulai mengerti apa artinya shalat,
apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan ketika shalat, dan sudah hafal
juga bacaan-bacaan shalat. Dan yang membuat saya bersyukur adalah untuk mengajak
mereka shalat cukuplah dengan mengatakan, “Ayo, waktunya shalat lo!”, tidak sampai
harus memukulnya sebagaimana yang disabdakan Rasulullah Muhammad SAW,
“Perintahkan anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat saat usia mereka tujuh
tahun, dan pukullah mereka saat usianya sepuluh tahun. Dan pisahkan tempat tidur
mereka.” [Dishahihkan oleh Al-Albany dalam Irwa’u Ghalil, no. 247] (https://almanhaj.or.id/4135-bagaimana-caranya-memukul-anak-yang-meninggalkan-shalat-2.html).
Bahkan
ketika saya dan istri saya sedang ada kepentingan di luar rumah dan tidak bisa
mengajak mereka untuk shalat berjamaah, mereka juga tidak lantas meninggalkan
shalatnya. Si kecil yang baru genap 3 tahun pun sesekali ketika
menyaksikan kami sedang shalat, juga ikut-ikutan shalat biarpun dengan caranya
sendiri.
Anda jangan
salah mengerti, saya juga tidak berani meng-klaim bahwa cara saya mendidik
anak-anak saya dalam hal pengenalan dan pembiasaan shalat ini sudah berhasil dengan
baik. Sekali lagi, mereka sedang berproses. Masih butuh waktu cukup panjang
untuk melihat hasil dari proses yang mereka jalani. Sebagai orang tua yang
diserahi amanah oleh Allah SWT, saya sedang berikhtiar mendidik anak-anak saya
dengan cara yang saya yakini akan membawa hasil sesuai harapan saya sebagai
orang tuanya. Selebihnya, hanya kepada Allah SWT jualah saya sandarkan ikhtiar
saya. Mudah-mudahan anak-anak saya dapat menemukan jati dirinya sebagai seorang
muslim. Semoga Allah SWT meridloi.
Barangkali
Anda memiliki cara lebih baik daripada cara yang saya lakukan ini, silahkan Anda berbagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan komentar ya...