PENDIDIKAN - REMAJA - KELUARGA: Silaturrahmi dan Literasi

10/01/2021

Silaturrahmi dan Literasi

SILATURAHMI DAN LITERASI

Oleh: Nanang M. Safa'

 


Silaturahmi dalam pengertian umum diartikan sebagai jalinan persaudaraan yang bersifat global. Jalinan persaudaraan tidak mengenal batas wilayah, suku, agama, ras, bahasa dan budaya. Manusia adalah makhluk sosial yang tentu butuh berhubungan dan kerjasama dengan orang lain untuk bisa menjalani kehidupan kesehariannya secara baik dan lancar.

Agama apapun memerintahkan untuk menjalin persaudaraan dengan sesamanya. Jalinan persaudaraan merupakan syarat mutlak terbentuknya perdamaian. Perdamaian akan menciptakan kesejahteraan. Kesejahteraan akan dapat mewujudkan kebahagiaan yang merupakan tujuan puncak hidup manusia di alam raya. Bahkan bagi orang-orang yang percaya bahwa masih ada kehidupan lanjutan setelah kematian maka kebahagiaan yang hakiki justru jika bisa bahagia pada fase kehidupan sesudah kematiannya.

Nabi Muhammad SAW, tokoh nomor wahid dan pemimpin paliang berpengaruh di dunia (sebagaimana diakui oleh Michael H. Hart, guru besar astronomi dan fisika perguruan tinggi di Maryand, Amerika Serikat, dalam bukunya 100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia), pernah menyatakan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, ”Siapapun yang ingin dipanjangkan usianya dan dilapangkan rezekinya maka hendaknya ia mau menjalin silaturahmi”.

 

Silaturahmi Sumber Inspirasi

Silaturahmi bisa menjadi sumber inspirasi? Mungkin Anda menganggapnya berlebihan. Mari sekarang kita analisis sedikit mendalam. Seseorang yang memiliki jaringan silaturahmi yang luas pasti akan sangat berbeda dengan seseorang yang jaringan silaturahminya dalam lingkup terbatas. Ini sudah menjadi kelaziman. Anda boleh melakukan riset tentang “relevansi antara silaturrahmi dengan peluang sukses seseorang” jika masih belum percaya. Seseorang yang luas pergaulannya secara otomatis akan memiliki peluang yang lebih luas dalam banyak bidang kehidupan. Seseorang yang luas pergaulannya juga pasti akan memiliki cara pandang yang luas dalam menyikapi kehidupan. Seseorang yang luas pergaulannya juga pasti lebih percaya diri dalam menjalani kehidupan. Seseorang yang pergaulannya luas juga tidak akan gampang menyerah dan putus asa ketika mengalami kegagalan sebab tentu sahabat-sahabtnya akan datang membantunya untuk bisa bangkit lagi dari keterpurukan.

Pada sisi lain, dalam hubungannya dengan dunia literasi, silaturahmi yang luas juga bisa dijadikan ladang inspirasi. Seorang penulis yang memiliki jaringan luas dalam jalinan silaturahmi dengan beragam karakter manusia, otomatis akan mendapatkan banyak ide untuk tulisan-tulisannya. Bukankah masing-masing orang pasti memiliki cara pandang yang berbeda dalam menangkap, memaknai dan menyikapi beragam peristiwa dan problematika kehidupan? Nah, dari sini akhirnya akan melahirkan berjuta inspirasi yang dapat diolah menjadi beragam tulisan yang memikat.

Sri Sugihastuti (Pegiat Literasi Nusantara) juga mengakui besarnya manfaat silaturahmi dalam karier kepenulisannya. Berkat jalinan silaturahmi dengan banyak orang dari berbagai kalangan (guru, dosen, ibu rumah tangga, termasuk orang-orang hebat yang harus mengalami keterpurukan akibat terbuai oleh gemerlapnya kehidupan) pula, beliau bisa melahirkan banyak buku dan tak pernah kekeringan ide untuk melahirkan karya tulis berkualitas. Motto “Menulis dengan Kekuatan Silaturahmi” yang selalu digaungkan dalam setiap kesempatan sungguh mampu menggunggah semangat dan menginspirasi banyak orang untuk melakukan hal yang sama dalam gerakan literasi.

 

Silaturahmi di Masa Pandemi

Silaturahmi menjadi prasyarat terciptanya harmonisasi. Silaturahmi bisa dilakukan dengan banyak cara. Salah satu cara paling efektif di masa pandemi seperti sekarang ini adalah dengan melakukan silaturahmi secara tidak langsung. Dengan melakukan silaturahmi secara tidak langsung inilah, kita akan tetap bisa melakukan komunikasi dengan banyak orang tanpa harus dihantui paparan Covid-19.

Banyak cara bisa dilakukan untuk melakukan silaturahmi secara tidak langsung bagi seorang penulis, antara lain dengan cara bergabung dengan komunitas penulis, mengunjungi blog serta mengikuti kompetisi atau perlombaan menulis.

Cara pertama dan paling praktis menjalin silaturahmi bagi seorang penulis adalah bergabung dengan komunitas penulis. Banyak sekali komunitas para penulis yang memiliki grup-grup yang bersifat terbuka, artinya siapapun yang berminat boleh ikut bergabung tanpa persyaratan macam-macam. Dengan ikut bergabung dengan grup-grup penulis (grup WhatsApp, facebook, instagram atau yang lainnya), kita akan mendapatkan banyak informasi seputar dunia literasi, bisa mendapatkan banyak wawasan dan ilmu pengetahuan seputar dunia kepenulisan serta bisa menerbitkan karya tulis bersama (antologi).

 Cara kedua silaturahmi secara tidak langsung yang banyak mendatangkan manfaat positif bagi seorang penulis adalah mengunjungi blog orang lain yang dalam istilah kerennya disebut Walking Blog. Blog ibarat rumah kedua bagi para penulis di era Informasi Teknologi (IT) sekarang ini. Dengan mengunjungi blog orang lain, kita akan mendapatkan banyak informasi dan pengetahuan. Pada akhir kunjungan, kita bisa meninggalkan komentar  positif sebagai ungkapan rasa terima kasih atas apa yang telah kita dapatkan dari kegiatan bertamu ke blog tersebut. Kita juga bisa meninggalkan pesan agar si pemilik blog juga berkenan mengunjungi blog kita. Dengan cara ini, kita akan mendapatkan banyak pengunjung pada blog kita yang tentu bisa menjadi suntikan semangat untuk terus menulis dan menulis.

Cara ketiga, dengan mengikuti kompetisi atau lomba menulis. Banyak sekali perlombaan menulis baik fiksi maupun non fiksi dari tingkat lokal, nasional hingga internasional. Cara silaturahmi ketiga ini berkaitan erat dengan cara pertama dan kedua. Informasi yang berkaitan dengan kompetisi atau perlombaan menulis akan banyak kita dapatkan melalui komunitas penulis dan dari walking blog. Semakin sering kita mengikuti kompetisi menulis maka dengan sendirinya kemampuan menulis kita juga akan semakin terasah. Setiap kompetisi pasti memiliki persyaratan dan ketentuan sendiri. Dalam setiap kompetisi juga sudah ditentukan tema dan kriteria yang harus dipatuhi para peserta kompetisi. Di sinilah tantangannya. Seorang penulis yang berniat mengikuti kompetisi tentu harus mampu melahirkan ide dan mengolah ide itu menjadi sebuah tulisan (artikel, cerpen, atau yang lainnya).

Naah, dengan mengunjungi blog saya dan membaca postingan saya ini, berarti Anda termasuk penulis yang suka menjalin silaturahmi. Saya do’akan Anda, semoga Anda diberi usia yang panjang dan barakah serta rezeki Anda dilapangkan oleh Allah SWT. Aamiin...

 

9 komentar:

  1. Silaturahmi saya dg BW aja yah pak ..hehe..
    Semoga memudahkan Rizki nya..aamiin

    BalasHapus
  2. Wah mantap pak tulisannya keren lanjut terus penuh semangat pak

    BalasHapus
  3. Super sekali...jangan lupa silaturrahmi ke blog sy juga...

    BalasHapus
  4. Wah, keren blognya, bergizi resumenya, dan rapi tulisannya. The best Pak Nanang.

    BalasHapus
  5. Amiin. Senang sekali menemukan tulisan yang sungguh memberikan nasihat ini.

    BalasHapus

Silahkan komentar ya...