GO GREEN!
HIJAU BUMIKU, DAMAI JIWAKU
Oleh: Nanang M. Safa'
“ZAMRUD KHATULISTIWA”, inilah julukan membanggakan yang disematkan pada negeri kita Indonesia tercinta. Penyematan ini bukan tanpa alasan. Konon ketika dilihat dari angkasa, gugusan kepulauan Indonesia terlihat nan hijau menyejukan mata bak batu Zamrud. Hal inilah yang kemudian membuat Indonesia dikenal sebagai Zamrud Khatulistiwa. Faktanya juga selaras, tanaman apa saja yang ditanam di tanah Indonesia bisa tumbuh. Bahkan tongkat kayupun bisa tumbuh di tanah Indonesia –demikian kata Koes Plus- Maka tak heran bila banyak negara tetangga yang iri akan kekayaan alam Indonesia, banyak dari mereka ingin menjajah Indonesia untuk mengambil hasil kekayaan alam Indonesia. Namun akankah sebutan membanggakan ini akan terus kita sandang?! Tentu jawabannya bisa iya bisa tidak! Tergantung kita, manusia Indonesia semua.
Jika hutan yang melingkupi Indonesia dari Sabang sampai Merauke sudah banyak yang gundul dan bopeng-bopeng, maka sudah pasti sebutan itu tak kan lagi pernah didengar anak cucu kita. Kepentingan segelintir orang yang suka mengeksploitasi alam Indonesia, dampak paling besar justru akan ditanggung warga sekitar yang tak tahu apa-apa. Hidup ini memang sangat bergantung pada alam, jika kondisi alamnya baik, maka kehidupan yang ada di dalamnya juga akan baik. Jika kondisi lingkungan alam sekitarnya asri, maka akan terasa nyaman dalam melakukan berbagai aktivitas. Sebaliknya, kondisi alam yang rusak selalu memberikan dampak negatif terhadap semua makhluk hidup di muka bumi ini. Telah banyak kita dengar dan kita baca tentang betapa mengerikannya musibah yang harus ditanggung manusia sebagai akibat dari rusaknya alam tempat bernaung. Maka tidak bisa ditunda lagi, semuanya harus menggelorakan semangat menjaga dan melestarikan alam. Para guru dan siswa harus punya itikad baik untuk menjaga lingkungan sekolahnya. Warga masyarakat juga harus perduli terhadap kelestarian lingkungan sekitarnya.
Menjaga dan memelihara keasrian dan keindahan alam memang bukanlah hal yang mudah. Namun ikhtiar nyata tetap harus dilakukan oleh siapapun. Menggunggah kesadaran diri sendiri, lalu menularkannya kepada orang-orang terdekat dan orang-orang sekitar, tanpa boleh merasa bosan. Ini juga merupakan bentuk nyata dakwah amar ma’ruf (mengajak kepada kebaikan). Upaya dalam menciptakan kondisi lingkungan yang asri nan hijau, merupakan suatu dukungan untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik. Biar pun hanya hal kecil yang dapat dilakukan, tetapi bisa memberikan andil besar untuk sebuah perubahan. Alam ini membutuhkan tangan-tangan yang bertanggung jawab yang dapat menjaga dan memanfaatkannya dengan baik, bukan mengeksploitasinya demi materi. Dengan adanya pohon di lingkungan sekitar kita memang rasanya bisa menyejukkan jiwa. Mata juga terasa sejuk, nafas serasa segar. Beda ketika kita berada di lingkungan yang gersang dan kotor. Jiwa rasanya ikut meradang, tinggalpun rasanya seperti terpenjara, membuat tidak nyaman.
Pencemaran tanah, air dan udara akibat teknologi ciptaan manusia faktanya memang sudah tidak bisa lagi dihindari. Maka dampak negatif dari itu semua akan ditanggung manusia sendiri. Al Qur’an juga telah menegaskan bahwa kerusakan alam adalah akibat perbuatan manusia sendiri, sebagaimana dinyatakan dalam surat Ar Rum ayat 41 yang artinya: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar).”
Maka tak ada lagi dalih untuk menghindar dari kesalahan itu. Manusia jualah yang juga harus berupaya maksimal meminimalisir atau kalau bisa menghambat cepatnya kerusakan alam. Bukankah Allah SWT juga telah memaklumatkan bahwa Allah telah memberikan mandat sepenuhnya kepada manusia atas pengolahan dan pengelolaan alam ini. Gelar “Khalifah” yang disematkan langsung oleh Allah SWT kepada manusia adalah sebagai bukti dari tugas dan tanggung jawab untuk mengolah dan mengelola alam ini. Dan tentunya tugas dan tanggung jawab tersebut kelak akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah.
Go green! Mari hijaukan bumi kita!
Slogan ini bukanlah slogan kosong yang hanya untuk diteriakkan atau ditulis di banner, lalu ditayang di mana-mana. Yang lebih penting dari itu adalah action (aksi nyata). Tidak perlu menunggu program menanam sejuta pohon dari pejabat atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Mari kita mulai saja dari lingkungan sekitar kita. Lingkungan rumah kita, lingkungan sekolah kita, lingkungan masyarakat kita, adalah lingkungan yang paling butuh perhatian. Banyak bunga yang bisa ditanam, atau pohon-pohon buah yang jika dikelola justru bisa memberikan hasil ganda; kesejukan dan nilai jual. Bukankah ini juga berarti menabung untuk generasi mendatang?!
Tak perlu tempat mahal. Kaleng bekas atau plastik bekas juga bisa dijadikan media tanam. Pemupukan juga bisa menggunakan kompos bikinan sendiri, kotoran ayam atau kotoran kambing, semuanya bisa jadi pupuk yang bagus untuk tanaman.
Nabi Muhammad SAW telah menyatakan dalam salah satu haditsnya: “Barang siapa menghidupkan bumi yang mati, maka bumi itu menjadi miliknya (HR. Tirmidzi)”. Makna mendalam dari hadits ini tentunya tidak harus diartikan secara tekstual namun yang lebih penting dari itu adalah bahwa Islam sangat menghargai orang-orang yang perduli terhadap kelestarian alam (lingkungan hidup). Maka apa lagi yang kita tunggu. GO GREEN! MARI HIJAUKAN BUMI KITA! Dan ayo kita senandungkan syair lagunya Crisye berikut:
Aku
bahagia hidup sejahtera di khatulistiwa
Alam berseri-seri bunga beraneka
Mahligai rama-rama, bertajuk cahya jingga
Surya di cakrawala
S'lalu berseri alam indah permai di khatulistiwa
Persada senyum tawa, hawa sejuk nyaman
Wajah pagi rupawan burung berkicau ria
Bermandi embun surga
Reff:
Syukur ke hadirat yang maha pencipta
Atas anugerah-nya tanah nirmala
Bersuka cita, insan di persada yang aman sentosa
Damai makmur merdeka di setiap masa
Bersyukurlah kita semua
( bersatulah kita semua)
S'lalu berseri, alam indah permai di indonesia
Negeri tali jiwa hawa sejuk nyaman
Wajah pagi rupawan burung berkicau ria
Bermandi embun surga
Syukur ke hadirat yang maha kuasa
Atas anugerah-nya tanah bijana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan komentar ya...