PENDIDIKAN - REMAJA - KELUARGA: Muhammad SAW, Figur Pemimpin yang Mendunia

05/02/2014

Muhammad SAW, Figur Pemimpin yang Mendunia

MUHAMMAD SAW, FIGUR PEMIMPIN YANG MENDUNIA


Kelahiran MUHAMMAD, telah membawa pencerahan bagi masyarakat Arab yang ketika itu terbelenggu pada pola hidup yang penuh kegelapan dan kebodohan. Dikatakan gelap dan bodoh bukan dalam makna sesungguhnya karena kenyataannya ketika itu masyarakat Arab dikenal sebagai ahli perdagangan (ahli bisnis) dan ahli syair.

Namun demikian pada sisi lain, kebiasaan masyarakat Arab (kebanyakan) yang suka menyembah berhala dan suka mengubur hidup-hidup setiap bayi perempuan mereka adalah bukti nyata betapa gelap dan bodohnya pola pikir mereka. Kebodohan pertama: berhala yang merupakan hasil karya mereka sendiri, yang dibuat dari bahan yang mereka pilih sendiri, dan kemudian setelah jadi sesuai keinginan mereka lalu mereka sembah-sembah, mereka jadikan tempat curhat dan tumpahan permohonan (berdo’a) yang mereka harapkan bisa meringankan/menghilangkan kesulitan hidup yang mereka hadapi. Kebodohan kedua: jika setiap bayi perempuan dikubur hidup-hidup sesaat setelah lahir, maka pada saatnya mereka akan punah dari muka bumi karena tak ada lagi kaum perempuan di kalangan masyarakat Arab yang akan melahirkan anak keturuanan mereka. Inilah dua alasan mengapa masyarakat Arab disebut sebagai masyarakat yang hidup dalam alam jahiliah (kebodohan). Kemudian ALLAH SWT dengan sifat Rahman dan Rahim-Nya mengutus seorang rasul yang tugas utamanya adalah memperbaiki akhlak masyarakat Arab tersebut.

 

Muhammad al Amin

Muhammad kecil yang sangat menjunjung tinggi kejujuran, begitu memukau masyarakat Arab pada awalnya. Maka kemudian mereka sepakat memberikan gelar al Amin (orang yang paling terpercaya) kepada Muhammad. Gelar ini dikukuhkan oleh orang-orang Quraisy sehubungan dengan peristiwa pembangunan kembali Ka’bah akibat dindingnya retak karena banjir.

Ketika itu Para kepala suku berselisih tentang siapa yang paling pantas mendapat kehormatan untuk meletakkan kembali Hajar Aswad ke tempatnya semula. Kemudian diputuskan bahwa orang pertama yang datang ke tempat itulah yang pantas. Dan ketika ternyata orang pertama yang datang adalah Muhammad (ketika itu belum menjadi Rasul), mereka merasa lega karena yakin bahwa keputusan Muhammad tidak akan merugikan siapapun. Mereka mengenal Muhammad sebagai orang yang perkataannya selalu benar dan orang yang paling dapat dipercaya. Merasa mendapat amanat untuk tugas ini, Muhammad mengambil keputusan yang sangat cerdas dan bijak. Para kepala sukupun merasa puas mendapat kehormatan ikut mengantarkan Hajar Aswad tersebut dan tak ada yang merasa lebih terhormat dari yang lain. Mereka berterima kasih kepada Muhammad yang mengubah keadaan buruk menjadi keadaan yang menyenangkan (Ensiklopedi Nabi Muhammad SAW, 2013: 11).

Namun pada perkembangan selanjutnya kebanyakan mereka begitu galau ketika tahu bahwa Muhammad adalah seorang utusan ALLAH yang mereka anggap akan mengacaukan keyakinan mereka yang telah mendarah daging sejak masa nenek moyang mereka. Lantas berbagai upaya untuk menjatuhkan Muhammad SAW mereka lakukan dengan satu tujuan menghentikan dakwah Nabi Muhammad SAW, mulai dari cara-cara lunak seperti dijanjikan harta, wanita dan kedudukan, hingga cara-cara yang sangat keras seperti pengasingan (embargo) dan upaya pembunuhan. Namun tugas dakwah Muhammad SAW belum selesai, maka tidak ada satupun upaya arang-orang kafir Mekah (Quraisy) tersebut yang berhasil, bahkan justru nama Muhammad SAW semakin sering jadi bahan perbincangan dan semakin dikenal luas hingga di luar kota Mekah.

 

Nama Muhammad Terjaga Sepanjang Zaman

Kini sepeninggal Nabi Muhammad SAW pada Seribu Tiga Ratus Delapan Puluh Lima tahun silam, ternyata nama Muhammad SAW tidak juga dilupakan orang. Pengikut ajaran beliau telah menyebar ke seluruh penjuru dunia. Jikapun ada orang yang berani meragukan kebenaran ajaran Muhammad SAW, mereka tidak pernah mampu membuat orang lain berpaling dari keyakinannya. Jikapun ada yang mencoba melecehkan nama beliau, maka dengan kesadaran sendiri banyak orang yang berani mempertaruhkan jiwa, raga dan harta bendanya untuk membela nama dan ajaran beliau.

Michael H. Hart, seorang sarjana fisika, astronomi, dan hukum yang juga guru besar astronomi dan fisika perguruan tinggi di Maryland, Amerika Serikat yang notabene seorang non muslim (kafir) menempatkan nama Muhammad pada urutan pertama pada daftar tokoh paling berpengaruh sepanjang sejarah manusia. Menurut Hart, Muhammad adalah satu-satunya orang yang berhasil meraih keberhasilan luar biasa baik dalam hal spiritual maupun kemasyarakatan. Hart mencatat bahwa Muhammad mampu mengelola bangsa yang awalnya egoistis, barbar, terbelakang dan terpecah belah oleh sentimen kesukuan, menjadi bangsa yang maju dalam bidang ekonomi, kebudayaan dan kemiliteran dan bahkan sanggup mengalahkan pasukan Romawi yang saat itu merupakan kekuatan militer terdepan di dunia dalam kancah pertempuran.

Pada umumnya tokoh-tokoh dunia hanya berlaku pada zamannya dan pada negeri tertentu saja, namun tidaklah demikian tentang Muhammad SAW. Pengaruh, ajaran, dan perilakunya ditaati, ditauladani, dan diamalkan sepanjang masa (termasuk sampai saat ini). Muhammad SAW dikenal akan tinggi dan luhurnya kepribadian dan akhlaknya. Hal ini  dikarenakan budi pekerti Muhammad selalu bersandar kepada Al Qur’an. Akhlak yang dicontohkan Nabi Muhammad  SAW mempunyai pesona yang luar biasa. Perkataannya menjadi sunnah yang diikuti dan ditauladani pengikutnya. Keputusan beliau menjadi hukum yang dipatuhi.

Dengan demikian, maka tidak ada alasan pembenaran bagi kita untuk tidak mengagumi pribadi Muhammad SAW. Dan sangat tidak sepadan ketika ada yang mencoba membandingkan ketokohan Muhammad dengan tokoh lokal sebagaimana yang pernah dilakukan oleh seorang pemimpin redaksi sebuah tabloit ibu kota (Jakarta) pada tahun 1990 yang lalu. Bahkan lebih picik lagi ketika dia berani menempatkan nama Muhammad SAW di bawah namanya sendiri (namanya berada di urutan 10, sedangkan Nabi Muhammad SAW berada satu tingkat di bawahnya yakni urutan 11).

Kasus di atas hanyalah sebagai salah satu contoh kasus betapa nama Nabi Muhammad SAW selalu berada di hati umatnya. Masih banyak contoh kasus lain yang mengarah kepada penghinaan atas diri Nabi Muhammad SAW yang akhirnya membuat para pencetusnya sengsara seumur hidup. Kita juga harus terus waspada terhadap upaya-upaya orang-orang yang membenci Nabi Muhammad SAW (yang berarti juga membenci Islam) untuk menjatuhkan Islam dari berbagai aspek. Pupuk keimanan! Bersatulah dan jangan pernah kena hasutan orang-orang yang ingin membuat umat Islam tercerai-berai!

 


1 komentar:

Silahkan komentar ya...