RUMAH PALING
INDAH MENURUT PANDANGAN ISLAM
Oleh: Nanang M.
Safa'
خَيْرُ بَيتٍ فِى الْمُسْلِمِيْنَ بَيْتٌ فِيْهِ يَتِيْمٌ يُحْسَنُ اِلَيِهِ وَ شَرُّ بَيْتٍ فِى اْلمُسْلِمِيْنَ بَيْتٌ فِيْهِ يَتِيْمٌ يُسَاءُ اِلَيِهِ
(رواه ابن ماجه عن ابى هريرة)
"Sebaik-baik
rumah orang Islam adalah rumah yang di dalamnya ada anak yatim yang diasuh
dengan baik. Dan seburuk-buruk rumah orang Islam adalah rumah yang di dalamnya
ada anak yatim yang diperlakukan dengan jahat (diabaikan)"
Hadits
Nabi Muhammad SAW yang diriwatkan oleh Ibnu Majah tersebut merupakan sindiran
halus bagi kita untuk selalu memperhatikan keberadaan anak-anak yatim di
sekitar kita. Makna rumah dalam arti luas tentu bukan sekedar sebuah bangunan
fisik yang terdiri dari tiang atau dinding, sekat-sekat dan atap. Namun lebih
dari itu pengertian rumah yang dimaksudkan di sini bisa saja lembaga,
perusahaan, sekolah, instansi, masyarakat atau sebagai sebuah Negara. Dalam
tulisan ini saya sengaja memfokuskan pada sekolah sebagai obyek pembahasan
sesuai bidang kerja saya sebagai tenaga pendidik.
Sebuah
sekolah merupakan sebuah gambaran utuh sebagai sebuah keluarga. Kepala sekolah
sebagai kepala rumah tangga, guru dan tenaga kependidikan sebagai ibu dan siswa
atau peserta didik sebagai anak-anaknya. Dalam hal ini tentu kepala sekolah
sesuai kedudukan dan kapasitasnya memiliki tanggung jawab paling besar. Jika
kita kembali pada hadits Rasululloh SAW di atas maka sudah pasti jelek atau baiknya
sebuah sekolah sangat tergantung pada peran dan program kepala sekolahnya.
Termasuk dalam lingkup ini adalah perhatian dan kepedulian kepala sekolah
terhadap keberadaan anak-anak yatim di sekolah yang dipimpinnya.
Data Anak Yatim
Sebuah
sekolah sebagai lembaga pendidikan formal tentu punya data lengkap mengenai
seluruh siswa yang ada di sekolah tersebut. Data ini selain diperlukan untuk
kepentingan formal (kedinasan), juga sangat diperlukan untuk kepentingan intern
sekolah bersangkutan. Dari survey kecil-kecilan yang telah penulis lakukan di
beberapa sekolah lanjutan pertama, rata-rata di setiap sekolah tidak kurang dari
20 % siswanya adalah anak-anak yatim yang seharusnya mendapat perhatian lebih
dibanding siswa lain yang tidak berstatus yatim, dalam arti harus diupayakan
santunan.
Memang
secara formal, mereka sudah termasuk dalam kelompok siswa yang mendapat bantuan. Namun toch itupun masih jauh dari kata
"mencukupi" sebab rata-rata mereka berasal dari keluarga nelayan dan
petani penggarap yang hidup serba pas-pasan, apalagi dari jumlah anak yatim
yang terdata dibesarkan secara single parent biarpun ada juga yang
bapaknya atau ibunya menikah lagi atau menjadi TKW di luar negeri.
Program Mari
Memperindah Rumah Kita
Program
"Mari Memperindah Rumah Kita" adalah sebuah program yang lebih
bersifat ajakan untuk selalu memperhatikan keberadaan anak-anak yatim di sebuah
lembaga pendidikan khususnya. Sasaran program ini terutama adalah para pendidik
dan tenaga kependidikan yang berstatus PNS/ASN dengan tetap
membuka kran selebar-lebarnya bagi non PNS/ASN yang ingin ikut berpartisipasi. Jika
dihitung rata-rata pada sebuah lembaga pendidikan pada jenjang SLTP/SLTA tidak
kurang dari 25 pendidik dan tenaga kependidikan yang berstatus PNS/ASN, maka dengan
demikian jika saja satu orang PNS/ASN berkenan merelakan Rp. 400.000,- (Empat Ratus
Ribu Rupiah) –tidak sampai seperempat gaji pokok satu bulan untuk PNS/ASN
golongan III/a- maka akan terkumpul dana Rp. 10.000.000,- (Sepuluh Juta
Rupiah). Jumlah tersebut memang masih
jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan pendidikan bagi anak-anak yatim yang
ada di sebuah sekolah, namun setidaknya sebagai langkah awal sudah cukup
memberikan angin segar dan bisa dijadikan motivasi untuk lebih memperhatikan
anak-anak yatim di sekolah kita (baca: rumah kita).
Tawaran Surga
Islam
sangat memperhatikan keberadaan anak-anak yatim. Allah telah menegaskan bahwa
orang-orang Islam yang tidak perduli terhadap anak-anak yatim termasuk salah
seorang pendusta agama (Islam) dan sudah pasti nantinya akan berada di neraka
bersama orang-orang yang enggan bersedekah, orang-orang yang shalat
semau-maunya dan orang-orang yang berbuat riya' (suka pamer) sebagaimana yang
tercantum dalam Al Qur'an surat al Ma'uun.
Sebaliknya
Islam sangat menghargai orang-orang yang perduli terhadap keberadaan anak-anak
yatim sebagaimana yang disabdakan Rasulullah Muhammad SAW dalam sebuah hadits
saheh Bukhari yang artinya; "Aku dan orang-orang yang memperhatikan
anak yatim di surga seperti ini. Rasululloh menunjukkan telunjuk dan jari
tengahnya, serta beliau merenggangkan antara keduanya". Isyarat ini
menggambarkan besarnya penghargaan Rasululloh SAW terhadap orang-orang yang
dengan tulus ikhlas mau memperhatikan anak-anak yatim.
Jadi mengapa tawaran
surga yang ada di depan mata tidak segera Anda raih?
#Artikel ini pernah dimuat di Radar Blitar (Jawa Pos Group) dengan judul: "Ramadan, Mari Perindah Rumah kita" (16 Agustus 2012).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan komentar ya...