PENDIDIKAN - REMAJA - KELUARGA: Memanjakan Mata di JLS

05/06/2023

Memanjakan Mata di JLS

 

MEMANJAKAN MATA DI JLS

Oleh: Nanang M. Safa


Jalur Lintas Selatan (JLS) sedang menjadi buah bibir. Jalan nasional yang menghubungkan beberapa kabupaten di wilayah selatan Jawa tersebut adalah mega proyek yang sudah dimulai sejak kepemimpinan presiden Megawati (sekitar tahun 2000) lalu dan baru selesai di era presiden Joko Widodo. JLS dibangun untuk meningkatkan keterhubungan wilayah Jawa bagian selatan serta untuk mengurangi kesenjangan kawasan utara dan kawasan selatan. JLS membentang dari provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), hingga Jawa Timur sepanjang kurang lebih 1.546,78 kilometer.

Saya sendiri baru sempat melewati JLS pada hari Jum’at (28/04/2023) lalu. Sudah beberapa waktu keinginan saya untuk melewati JLS sempat tertunda karena sempitnya waktu yang saya miliki. Rasa penasaran saya semakin memuncak ketika mendengar khabar bahwa JLS dibuka sementara di momen Idulfitri ini hingga tanggal 30 April 2023 sebagai uji coba sambil menunggu peresmian beberapa hari mendatang. Dan ternyata hari ini ada surat edaran yang ditandatangani oleh Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur – Bali, April Artoto, S.T, M.P.P.M tertanggal 27 April 2023 tentang perpanjangan pembukaan JLS yang menghubungkan TrenggalekTulungagung hingga tanggal 2 Mei 2023.

Gayung bersambut. Kebetulan adik saya yang sudah pernah melewati JLS mengajak saya sekalian bersantai di pantai Klatak. Tak banyak pertimbangan lagi, saya langsung menyetujui.

Persiapan bekal bersantai di pantai yakni tikar, beberapa jenis kue dan minum tak boleh dilupakan. Bersama adik saya dan anak-anak, akhirnya sehabis shalat Jum’at, kami berangkat. Adik saya rombongan satu mobil dengan anak-anak, sementara saya bersama anak lelaki saya mengendari motor. Saya memang sengaja memilih mengendarai motor agar bisa lebih bebas menikmati perjalanan dan bisa mengambil video di beberapa titik jalan dari berbagai titik pandang. 

Jalanan yang mulus dan cukup lebar benar-benar memanjakan para pengendara. Tak saya temui lobang satupun. Saya hanya akan menceritakan jalan yang menghubungkan antara wilayah Trenggalek dan Tulungagung. JLS ini membelah perbukitan di sepanjang wilayah selatan Trenggalek dan Tulungagung. Di sisi utara jalan, Anda akan disuguhi perbukitan yang dikepras sedemikian rupa membentuk tangga-tangga raksasa yang kokoh. Di beberapa bagian perbukitan ditanami beberapa tumbuhan pemanis sekaligus difungsikan untuk menahan resapan air. Di sisi selatan, Anda akan disuguhi deretan pantai yang berjajar di sepanjang wilayah Trenggalek hingga Tulungagung, mulai dari pantai Prigi, Pasir Putih, Simbar Ronce, Karanggongso, Mutiara, Sine, Klatak, Gemah, Midodaren, Bayeman, Popoh, Brumbun, dan Nglarap.

Saya sengaja mengendarai motor dengan pelan, hanya pada kisaran 40 km/jam saja. Di beberapa titik jalan, saya sempatkan berhenti untuk mengabadikan landscape yang elok. Pemandangan sore hari yang benar-benar memanjakan mata. Jarak tempuh kurang lebih 45 km itu rasanya hanya sesaat saja. Sampailah saya di pantai Klatak yang ada di wilayah kabupaten Tulungagung yang memang menjadi tujuan bersantai kami hari ini.

Anda penasaran? Jika Anda berlibur ke wisata pantai di wilayah Tulungagung atau Trenggalek lewat Jalur Lintas Selatan (JLS), Anda harus memperhatikan hal-hal berikut:

Pertama, pastikan kendaraan Anda sehat dan normal baik remnya, bannya, maupun hal-hal penting lainnya, termasuk BBM-nya harus dicek betul agar tidak sampai kehabisan di tengah perjalanan. Saya tidak menemukan tukang tambal ban atau pengecer BBM di sepanjang JLS yang berjarak kurang lebih 45 km tersebut. Mungkin karena memang masih dalam tahap uji coba. Jadi belum ada penjual BBM eceran.

Kedua, Anda harus ekstra hati-hati, apalagi untuk para pengendara sepeda motor. Tidak usah melaju terlalu kencang, sekalian sambil menikmati pemandangan di sepanjang JLS. Jaga agar kendaraan Anda tetap stabil. Hati-hati! Di sisi-sisi jalan banyak para pengendara yang berhenti, berfoto dan bersantai. Ini jelas ikut mengganggu para pengguna JLS. Banyaknya tanjakan dan tikungan juga harus diwaspadai, termasuk ceceran pasir atau sisa material kecil yang bisa saja membuat pengendara terpeleset.

Ketiga, jika Anda ingin berhenti, sebaiknya mencari tempat yang lapang. Ada beberapa titik pemberhentian yang memang disediakan untuk beristirahat dan menikmati pemandangan dari atas bukit. Bukan berhenti di sembarang tempat apalagi di dekat tikungan karena sangat membahayakan para pengguna JLS.

Keempat, hindari untuk membuang sampah sembarangan apalagi di tengah jalan. Ini sungguh perbuatan yang tidak bisa ditoleransi. Saya tulis hal ini karena “kebetulan” ada penumpang mobil pribadi yang mendahului saya seenaknya membuang sampah beberapa jarak di depan saya. Saya yakin Anda juga sependapat dengan saya dalam hal ini. Apa sich susahnya menyimpan sampah di kantong plastik untuk sementara lalu membuangnya di tempat sampah yang saya yakin tidak terlalu sulit ditemukan? Marilah belajar menjadi orang bijak.

Kelima, ketika Anda sampai di wilayah Watulimo – Trenggalek, jangan lupa Anda membeli oleh-oleh untuk kerabat di rumah. Ada beragam ikan asap berbagai ukuran dengan harga ekonomis. Atau jika sedang musim buah, Anda bisa memuaskan kegemaran Anda menikmati buah durian yang aduhai rasanya. Untuk yang satu ini, Anda harus pandai-pandai memilih karena bisa saja ada orang luar Watulimo yang menjajakan durian dari luar Watulimo lalu diklaim sebagai buah durian produk petani lokal Watulimo yang bisa saja kualitasnya kurang bisa dipertanggungjawabkan. Selain durian tentu saja Anda juga bisa membeli oleh-oleh hasil hutan yang lain seperti pisang, petai, jengkol, manggis, atau salak. Beragam kuliner olahan hasil laut juga tersedia dan siap memuaskan selera Anda.

-Advertisement-
Tunggu apa lagi? Yuk berwisata pantai lewat JLS!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar ya...