PERAN
LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
TERHADAP
KOMPONEN MATERI KURIKULUM
Kurikulum sebagai rancangan dari pendidikan,
mempunyai kedudukan penting dalam keseluruhan kegiatan pendidikan, menentukan
proses pelaksanaan dan hasil pendidikan. Kurikulum merupakan suatu rencana
pendidikan, memberikan pedoman dan petunjuk tentang jenis, lingkup dan hierarki
urutan isi serta proses pendidikan. Mengingat begitu
pentingnya peranan kurikulum dalam pendidikan maka pengembangan kurikulum tidak
boleh sembarangan. Pengembangan
kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan atas
hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam.
Landasan pengembangan kurikulum setidaknya meliputi
empat landasan pokok yaitu landasan filosofis, landasan pskologis, landasan
sosiologis dan landasan teknologis.
Landasan filosifis memberikan arah pada semua
keputusan dan tindakan manusia, karena filsafat merupakan pandangan hidup, orang,
masyarakat, dan bangsa. Dalam pengembangan kurikulum senantiasa berpijak pada aliran
filsafat tertentu, sehingga akan mewarnai terhadap konsep dan implementasi
kurikulum yang dikembangkan. Masing-masing aliran filsafat pasti memiliki
kelemahan dan keunggulan tersendiri. Oleh karena itu, dalam praktek
pengembangan kurikulum, penerapan aliran filsafat cenderung dilakukan secara
eklektif dengan mengambil hal-hal yang terbaik dan memungkinkan dari seluruh
aliran filsafat yang ada, sehingga dalam menentukan tujuan pendidikan lebih
diusahakan secara bereimbang.
Sedangkan landasan psikologis dalam pengembangan
kurikulum berhubungan dengan perkembangan psikologis anak didik bahwa secara
psikologis, anak didik memiliki keunikan dan perbedaan baik perbedaan minat,
bakat, maupun potensi yang dimilikinya sesuai dengan tahapan perkembangannya.
Dengan demikian, kurikulum harus memperhatikan kondisi psikologis perkembangan
dan belajar anak.
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2006 : 50),
kondisi psikologis adalah kondisi karakteristik psiko-fisik manusia sebagai
individu, yang dinyatakan dalam berbagai bentuk perilaku dalam interaksinya
dengan lingkungan. Perilaku-perilaku tersebut merupakan manifestasi dari
ciri-ciri kehidupannya, baik yang nampak maupun yang tidak nampak, baik
perilaku kognitif, afektif maupun psikomotor. Interaksi yang tercipta dalam
situasi pendidikan harus sesuai dengan kondisi psikologis anak didik. Anak
didik merupakan individu yang sedang berada dalam proses perkembangan. Tugas
utama guru adalah membantu mengoptimalkan perkembangan anak didik tersebut.
Oleh karena itu, melalui penerapan landasan psikologis dalam pengembangan
kurikulum, tiada lain bertujuan agar upaya pendidikan yang dilakukan dapat
menyesuaikan dengan hakikat peserta didik. Penyesuaian yang dimaksud berkaitan
dengan segi materi yang harus disampaikan, penyesuaian dari segi proses
penyampaian atau pembelajarannya, dan penyesuaian dari unsur-unsur upaya
pendidikan lainnya.
Secara
teoritis, seorang guru berkewajiban mengenal siswanya, seperti diungkapkan oleh
Lan Reece dan Stephen Walker (1997), bahwa semua siswa adalah
individu-individu. Tidak ada dua siswa yang belajar dengan cara yang sama.
Jadi, meskipun guru memiliki sejumlah siswa dalam kelas, mereka semua merupakan
individu sendiri-sendiri. Mereka memiliki harapan masing-masing, dan penting
bagi guru untuk memenuhi harapan mereka. Siswa memiliki harapan berdasarkan
pada pengalaman belajar sebelumnya. Tugas guru adalah mengetahui cara belajar
mengajar pilihan siswa, untuk mengkonsentrasikan cara belajar mengajar yang
terbukti sukses dan memperbaiki yang belum berhasil.
Sedangkan
landasan sosiologis dalam pengembangan kurikulum berkaitan erat dengan fungsi
sekolah sebagai wadah untuk mempersiapkan anak didik agar mereka dapat berperan
aktif di masyarakat. Oleh karena itu, kurikulum sebagai alat dan pedoman dalam
proses pendidikan di sekolah harus relevan dengan tuntutan masyarakat. Dengan
demikian, dalam konteks ini sekolah bukan hanya berfungsi untuk mewariskan
kebudayaan dan nilai-nilai suatu masyarakat, akan tetapi sekolah juga berfungsi
untuk mempersiapkan anak didik dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh Karena itu,
kurikulum tidak hanya berisi berbagai nilai suatu masyarakat akan tetapi juga
bermuatan segala sesuatu yang dibutuhkan masyarakat.
Landasan
teknologis sangat berkaitan erat dengan laju perkembangan masyarakat. Teknologi
merupakan pengejawantahan atau aplikasi dari ilmu pengetahuan untuk memecahkan
masalah-masalah praktis. Ilmu dan teknologi tidak bisa dipisahkan
dan selalu berkembang dengan pesat seiring lajunya perkembangan
masyarakat. Pendidikan merupakan upaya menyiapkan anak didik dalam
menghadapi masa depan dan perubahan masyarakat, maka pengembangan
kurikulum haruslah berlandaskan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dari uraian
singkat di atas dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan salah satu komponen
yang memiliki peran sangat penting dalam pendidikan. Pengembangan kurikulum
bisa dilakukan kapan saja sesuai kebutuhan. Persoalan mengembangkan isi dan
bahan pelajaran serta bagaiman cara belajar peserta didik bukanlah suatu proses
yang sederhana, sebab menentukan isi atau muatan kurikulum harus berangkat dari
visi, misi, serta tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan menentukan tujuan erat
kaitannya dengan persoalan sistem nilai dan keutuhan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Reece, Lan. dan Walker, Stephen. (1997), Teaching,
Training, and Learning: A Practical Guide, Sunderland: Business Education
Publishers Limited.
Syaodih Sukmadinata, Nana. (2006), Prinsip dan
Landasan Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan komentar ya...